Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi terbesar ke-13 di Indonesia dengan lebih dari 4,5 juta penduduk. Meskipun angka partisipasi siswa masuk sekolah meningkat, belum semua siswa di NTB belajar dengan efektif. Kualitas pembelajaran di provinsi ini masih tergolong rendah, terutama di jenjang pendidikan dasar. NTB merupakan provinsi mitra pertama INOVASI, dan implementasi program dilakukan di enam kabupaten yaitu Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima. INOVASI bekerja untuk memahami dan mengatasi tantangan pembelajaran di ruang kelas, khususnya yang terkait dengan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Program ini menggunakan pendekatan yang khas dalam mengembangkan berbagai program rintisannya, dan bekerja serta mempelajari secara langsung bersama mitra-mitranya di daerah dalam mengeksplorasi dan mengidentifikasi permasalahan lokal, kemudian bersama-sama merancang solusi yang relevan guna mengatasi tantangan pembelajaran yang ditemui di daerah tersebut.

Lokasi
Literasi, Buku & Transisi Bahasa
Numerasi
Disabilitas & Inklusi
Peningkatan Kualitas Guru
Pendidikan Karakter
Dukungan Kebijakan & Lintas Sektor
Gender
Kurikulum & Asesmen

Pada Fase I lalu, INOVASI bekerja di 6 Kabupaten, yaitu Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima. Fase II Program INOVASI dimulai pada Juli 2020. Di Provinsi NTB, INOVASI Fase 2 saat ini menjalin kemitraan dengan 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Bima. Implementasi program di 3 Kabupaten tersebut dilakukan dengan melibatkan tiga kampus. Di Kabupaten Lombok Tengah, INOVASI menggandeng Universitas Mataram dalam menjalankan program Semua Anak Cerdas (SAC). Di Lombok Timur INOVASI bermitra dengan IAI Hamzanwadi NW Pancor untuk menjalankan program Madrasah Unggul Anak Hebat (MAULANA). Sementara di Kabupaten Bima, STKIP Taman Siswa menjadi mitra INOVASI dalam mengimplementasikan program GEMAR LITERASI.

Provinsi NTB menginisiasi Program Relawan Literasi (RELASI) yang merupakan program kerja sama antara Asosiasi Dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Konsorsium NTB Membaca (KNTBM) yang dijalankan dengan fasilitasi dari INOVASI. Program ini ditujukan untuk memperkuat kompetensi relawan dalam mempertahankan dan meningkatkan kemampuan literasi siswa sekolah dasar secara inklusif, khususnya di masa pandemi COVID-19. Cakupan program adalah seluruh wilayah provinsi NTB. Program RELASI tahap 1 dilaksanakan pada Agustus-November 2020 bersama 5 LPTK dan 5 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan menunjukkan adanya respons positif dari pemangku kepentingan.

Untuk mendukung pemerintah dalam melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR), Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-NTB dan Konsorsium NTB Membaca dengan dukungan program INOVASI mengerahkan relawannya untuk turut terlibat.  Sebelum terjun ke lapangan, INOVASI  memfasilitasi pelatihan dan pembekalan bagi para relawan tersebut. Di Kabupaten Sumbawa, program relawan literasi (Relasi) dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Paracendekia.

Publikasi

Studi Kesiapan Pembelajaran pada Masa Pandemi COVID-19: Studi Kasus di 10 Kabupaten

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan disrupsi pada dunia pendidikan di hampir seluruh dunia, tak terke...

Studi Kualitatif Perkawinan Anak Selama Pandemi COVID-19 di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur

Pemerintah telah mengambil langkah penting untuk mengurangi angka perkawinan anak, tetapi pandemi di...

Studi Kuantitatif tentang Anak dari Keluarga Perkawinan Anak di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Beberapa estimasi menunjukkan bahwa tingkat perkawinan anak di Indonesia meningkat selama pandemi. S...

Cerita & Berita Terkait

Mengatasi Tantangan Pembelajaran dan Merangkul Keberagaman

Putri adalah seorang siswa yang memiliki hambatan emosional dalam belajar. Namun, melalui pendekatan...

Selengkapnya

Rayakan Hari Guru Nasional: Pelita Tanpa Tanda Jasa di Sumbawa

Di Tanah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Ibu Astuti, seorang guru berusia 39 tahun, mengajar matematik...

Selengkapnya