Jawa Timur

Di Provinsi Jawa Timur, implementasi program INOVASI diawali dengan pelaksanaan riset dan studi pemetaan pada akhir tahun 2017 yang dilakukan dalam rangka menemukan inovasi pembelajaran jenjang pendidikan dasar di Jawa Timur. Penelitian tersebut menemukan 165 praktik menjanjikan dalam bidang literasi, numerasi dan inklusi. Di Fase I (2017-2020), program ini diimplementasikan di lima kabupaten/kota yaitu di Sumenep, Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo, dan Kota Batu. INOVASI juga bekerja sama dengan organisasi & lembaga lainnya. Pada Fase II (2020-2023), program berfokus pada penguatan Pendidikan ke-Islaman dan mengawal pelaksanaan program diseminasi bersama lima kabupaten/kota. Kerja sama pun terus berlanjut dengan dua ormas Islam yang menaungi lembaga pendidikan dasar Islam, maupun dengan LPTK di Jatim.

Lokasi
Literasi, Buku & Transisi Bahasa
Numerasi
Gender
Peningkatan Kualitas Guru
Pendidikan Karakter
Dukungan Kebijakan & Lintas Sektor
Gender
Kurikulum & Asesmen

Pada Fase I, implementasi program dilakukan di lima kabupaten/kota yaitu Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Batu.  INOVASI juga bekerja sama dengan organisasi & lembaga lainnya yaitu: LP Ma’arif NU, Muhammadiyah, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) untuk literasi di SD, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) untuk literasi di MI, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) untuk literasi di SD/MI, Universitas Bina Nusantara Jakarta (BINUS) untuk numerasi di SD/MI, dan Kolaborasi Literasi Bermakna (KLB) untuk penguatan literasi masyarakat. Pada Fase II (2020-2023), program berfokus pada penguatan Pendidikan ke-Islaman dan mengawal pelaksanaan program diseminasi bersama 5 kab/kota. INOVASI Jawa Timur melanjutkan kerjasama dengan 2 ormas Islam yang menaungi lembaga pendidikan dasar Islam yakni LP Ma’arif NU dan Muhammadiyah. INOVASI juga bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR) dalam Program Penguatan Karakter dan Keterampilan Abad 21 sebagai Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Pembentukan Simpul-Simpul Perubahan pada Madrasah Ibtidaiyah; dan dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) untuk program responsif gender di SD/MI.

Di Fase II, kegiatan difokuskan pada: 1. Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan kurikulum khusus bagi kepsek dan guru selama pandemi, agar mengurangi kesenjangan pembelajaran (learning gap) bagi siswa SD di level kabupaten; 2. Pelatihan literasi, numerasi dan kelas rangkap agar meningkatkan kualitas pendidikan siswa baik di level kab/kota dengan dana mandiri kab/kota, maupun di SD/MI milik LP Ma’arif NU dan Muhammadiyah;3. Pelatihan peningkatan kapabilitas kelompok kerja pengawas Kemenag/Dinas Pendidikan dalam monitoring dan evaluasi meringankan pelaksanaan tugas supervisi akademik dan manajerial SD/MI di level kab/kota; 4. Terbentuknya fasilitator daerah (fasda) di wilayah kerja LP Ma’arif NU dan Muhammadiyah, sehingga kedepan mereka dapat melaksanakan diseminasi secara mandiri; 5. Terbangunnya kerja sama antara Muhammadiyah dengan universitas di wilayah kerja mereka di 6 kab/kota sehingga ke depan dapat mengadaptasi dan mendiseminasikan program literasi dan numerasi ke wilayah kerja kab/kota lain; 6. Terbangunnya penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila di MI mitra UNAIR yang sesuai dengan 6 ciri utama yakni: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif; serta 7. Adanya gerakan responsif gender yang diaplikasikan dalam lingkup SD/MI yang menjadi mitra UMSIDA

Publikasi

Studi Kesiapan Pembelajaran pada Masa Pandemi COVID-19: Studi Kasus di 10 Kabupaten

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan disrupsi pada dunia pendidikan di hampir seluruh dunia, tak terke...

Studi Kualitatif Perkawinan Anak Selama Pandemi COVID-19 di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur

Pemerintah telah mengambil langkah penting untuk mengurangi angka perkawinan anak, tetapi pandemi di...

Cerita & Berita Terkait