Riset INOVASI di awal pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa penutupan sekolah telah membuat pembelajaran kurang efektif dan cenderung menurunkan kualitas pendidikan. Turunnya kualitas pendidikan tergambar melalui penurunan capaian siswa serta peningkatan kesenjangan antara kemampuan siswa dengan standar yang diharapkan. Data ini penting untuk menggambarkan dampak sementara pandemi COVID-19. Di sisi lain, temuan tersebut belum mampu melihat dampak lebih lanjut COVID-19 dan sejauh mana kebijakan pemerintah berkontribusi pada mitigasi dampak pandemi COVID-19.

Studi terbaru INOVASI dilakukan untuk melihat gambaran kemampuan siswa dua tahun setelah pandemi COVID-19. Pengambilan data dilakukan di 69 sekolah pada tujuh kabupaten di empat provinsi mitra INOVASI, melibatkan 4.103 siswa kelas awal dan 69 kepala sekolah serta 360 guru. Sebelum ini, pengambilan data sudah dilakukan di sekolah yang sama pada sebelum dan satu tahun setelah pandemi COVID-19. Student Learning Assessment (SLA) digunakan untuk mengukur kemampuan belajar siswa di literasi dan numerasi. Sama seperti studi sebelumnya, kualitas pembelajaran diukur melalui dua indikator utama, yaitu learning loss (selanjutnya disebut sebagai kehilangan hasil pembelajaran) dan learning gap (selanjutnya disebut sebagai kesenjangan pembelajaran). Kehilangan hasil pembelajaran umumnya tergambar melalui dua hal, yaitu penurunan kemampuan belajar siswa yang sudah dikuasai sebelumnya dan penurunan kemampuan siswa untuk belajar materi yang lebih kompleks. Sementara itu, kesenjangan pembelajaran adalah kesenjangan antara kemampuan belajar siswa dengan standar tertentu baik nasional maupun internasional.

Bagaimana lengkapnya temuan dari studi ini, klik tombol di bawah untuk membaca.