Merebaknya pandemi COVID-19 di Indonesia dan di seluruh dunia pada tahun 2020, INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) memprakarsai studi terhadap pembelajaran literasi dan numerasi dasar pada siswa Indonesia serta dampak pandemi terhadap pembelajaran ini. Pada studi ini, Australian Council for Educational Research (ACER) memberikan dukungan teknis. Studi ini hendak menjelaskan tingkat pencapaian literasi dan numerasi yang mengacu pada kerangka kecakapan global dan kurikulum serta standar penilaian Indonesia. Hasil pengukuran terhadap kemampuan siswa kemudian dibandingkan dengan deskriptor keterampilan menurut Global Proficiency Framework (GPF) Minimum Proficiency Levels (MPLs).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran antara standar pencapaian yang ditetapkan dengan pencapaian siswa yang sebenarnya. Temuan penelitian ini memberikan arahan yang jelas untuk mengoptimalkan pemulihan belajar siswa dan melengkapi upaya merancang dan mengimplementasikan kurikulum sekolah di Indonesia. Studi tentang pengaruh kurikulum dan interaksinya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyampaian pembelajaran di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk studi kasus mengenai kehilangan pembelajaran di sekolah mitra INOVASI, disajikan dalam laporan terpisah dalam rangkaian Studi Kesenjangan Pembelajaran ini.

Elemen data kunci untuk penelitian ini adalah: (1) data dari tes literasi dan numerasi yang diberikan kepada siswa di Kelas 1, 2 dan 3; dan (2) tanggapan survei dari kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa sampel. Survei tersebut memberikan data kontekstual tentang pengalaman siswa belajar selama penutupan sekolah.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur pencapaian literasi dan numerasi siswa adalah Student Learning Assessment (SLA), yang sebelumnya digunakan oleh tim INOVASI dan ditinjau secara psikometri oleh ACER. Untuk membandingkan hasil SLA dengan GPF MPL, keterampilan yang diukur dengan SLA dipetakan dengan kerangka kerja internasional. Hasil siswa dari tes SLA dilaporkan sebagai proporsi siswa yang mencapai tingkat kemahiran tertentu dalam literasi dan numerasi.

Studi ini mencakup lebih dari 18.000 siswa Kelas 1–3 di 19 kabupaten di delapan provinsi, yang mewakili wilayah barat dan timur Indonesia. Pengumpulan data dilakukan pada pertengahan tahun 2021, yaitu setelah 12 bulan sekolah diliburkan akibat pandemi COVID-19.