Hari pertama saya membacakan cerita dari buku digital, para siswa merespon dengan sangat lucu. Mulanya mereka mengira saya akan bermain gim daring karena selama ini siswa lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain gim. Mendengar respon mereka, saya hanya tertawa.

Saya membacakan mereka buku digital setidaknya tiga kali dalam seminggu. Saya tidak hanya menggunakan buku cerita untuk membangun kesenangan mereka akan membaca, tetapi juga sebagai sumber belajar. Siswa senang dibacakan cerita dari buku digital. Siswa di kelas paling menyukai cerita bertema hewan dan persahabatan. Dua tema ini dekat dengan kehidupan anak-anak di Malinau yang dikelilingi hutan lebat dan sungai besar.

Saya sangat selektif dalam memilih cerita yang akan dibacakan. Saya melakukan kajian teks terlebih dahulu dan buku yang akan dibacakan saya analisis isi ceritanya, teknik penulisannya, dan gambar-gambarnya. Kajian ini penting digunakan agar siswa mendapatkan bacaan yang sesuai dengan konteks daerah mereka. Penting bagi guru untuk membaca dan memahami terlebih dahulu buku yang akan dibacakan. Hal ini akan mempermudah guru untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu pemahaman anak-anak.

Setelah kegiatan membaca cerita selesai, saya selalu meminta siswa untuk memberikan umpan balik. Saya menanyakan mereka bagian mana yang mereka sukai. Saya juga meminta siswa untuk menjelaskan makna cerita yang mereka dibaca. Tak jarang makna cerita yang telah mereka baca, mereka tuliskan kembali dalam bentuk mini books. Mini books ini dipajang di kelas agar anak bisa membacanya kembali suatu saat nanti.

Dari pengalaman tersebut, saya melihat minat siswa untuk membaca terus meningkat. Siswa sudah semakin sering membaca buku secara mandiri. Mereka kini lebih sering pergi ke perpustakaan sekolah untuk membaca lebih banyak lagi buku cerita. Prestasi belajar mereka pun ikut membaik. Siswa sudah lebih mudah memahami informasi. Hal ini terlihat ketika mereka mengerti isi instruksi atau pertanyaan dan bisa menjalankan instruksi tersebut dengan baik. Mereka juga bahkan bisa menulis jawaban yang tepat jika diberikan pertanyaan.

Pustaka digital dikembangkan oleh The Asia Foundation, INOVASI, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau. Pemanfaatan Pustaka Digital bertujuan meningkatkan minat membaca anak dengan menyediakan sumber bacaan yang lebih banyak.