Hari Kamis pekan lalu (4/6/2020), Konsorsium NTB Membaca menggelar diskusi webinar tentang literasi yang bertajuk ‘Literasi di Era Disrupsi’. Diskusi daring ini menghadirkan beberapa tokoh penggiat literasi sebagai pembicara utama. Mereka adalah orang-orang yang selama ini telah banyak bergerak membangun budaya literasi di tengah masyarakat NTB. Ada nama-nama seperti Deehati yang merupakan Pendiri dari Komunitas Buku Ini Aku Pinjam (BIAP), kemudian juga Nursyida Syam dari Klub Baca Perempuan KLU, serta Jamaluddin Abdullah dari Madrasah Sayang Ibu. Di samping para penggerak literasi tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Provinsi NTB, Dr H Aidy Furqan, S.Pd M.Pd dan Ketua Konsorsium NTB Membaca, Dr L. Sirajul Hadi, M.Pd juga turut menjadi pembicara.

Pada kesempatan tersebut, para penggiat literasi banyak berbagi gagasan serta pengalaman yang selama ini sudah mereka lakukan di tengah komunitasnya masing-masing. Deehati, yang di daulat untuk tampil pertama, memaparkan tentang pentingnya memberi perhatian pada isu literasi digital. Para penggerak literasi, menurutnya, mesti bisa beradaptasi dengan hal baru ini sebagaimana yang sudah mereka lakukan di BIAP. Sementara itu, Nursyidah Syam dari Klub Baca Perempuan NTB bercerita tentang bagaimana pentingnya membaca dan literasi bagi kaum Perempuan khususnya di masa Pendemi ini.

Pembicara lain, Jamaluddin Abdullah dari Madrasah Sayang Ibu membawakan presentasi tentang tantangan membaca di hari ini dan bagaimana upaya mengatasinya. Dr L. Sirajul Hadi, M.Pd, sendiri, pada sesi-nya memaparkan tentang tantangan-tantangan yang ada di dunia literasi saat ini.

Tidak kurang dari 150 peserta tercatat mengikuti Webinar ini. Mereka tidak hanya berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat saja, tetapi juga dari berbagai Provinsi lain. Panitia mencatat bahkan ada juga yang mengikuti dari Provinsi Papua dan Provinsi Aceh. Webinar ini sendiri merupakan kegiatan pertama yang digelar oleh Konsorsium NTB Membaca sejak mereka pertama dibentuk pada Februari lalu.

Konsorsium NTB Membaca ini memang belum lama hadir. Inisiasinya bermula pada bulan Februari lalu melalui serangkaian pertemuan yang diikuti oleh para penggiat dan penggerak literasi, organisasi kemasyarakatan, komunitas, dunia usaha serta perguruan tinggi. Program INOVASI Provinsi NTB menjadi bagian penting dari inisiasi ini. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Ketua Konsorsium NTB Membaca, Dr L. Sirajul Hadi, M.Pd ketika memberikan pemaparan pada Webinar literasi kamis kemarin.

“Konsorsium NTB Membaca awalnya dibidani oleh INOVASI yang menginisiasi serangkaian diskusi dengan melibatkan berbagai lembaga, organisasi, tokoh-tokoh serta penggerak-penggerak literasi yang ada di Provinsi NTB. Ini adalah sebuah wadah perhimpunan bagi kita yang bersifat terbuka dan inkulisif” papar Sirajul Hadi.

Menurut Sri Widuri, Provincial Manager INOVASI untuk Provinsi NTB, pemerintah sudah melakukan banyak upaya untuk memastikan semua anak di NTB memiliki kemampuan literasi dan numerasi dasar. Namun hingga saat ini, hasilnya masih jauh dari harapan. INOVASI merasa perlu mendukung pemerintah untuk menggerakkan semua elemen lain di NTB untuk mendukung upaya ini. Sebagai langkah awal, INOVASI berupaya membangun kesadaran berbagai pihak, termasuk kalangan ormas dan sektor swasta, bahwa saat ini tengah terjadi krisis belajar khususnya literasi dan numerasi dasar di antara para siswa SD/MI di NTB.

Literasi Dasar memang masih menjadi salah satu persoalan serius di Provinsi NTB. Ini adalah sebuah persoalan kompleks yang membutuhkan keterlibatan berbagai pihak untuk menyelesaikannya.

Kegiatan ini kemudian ditindaklanjuti dengan membahas akar masalah dan beberapa potensi solusi lokal dan peran apa yang dapat dimainkan oleh ormas dan sektor swasta. Proses ini memunculkan kesadaran yang cukup tinggi di kalangan ormas dan LSM lokal sehingga akhirnya memicu mereka untuk membangun sebuah gerakan bersama untuk mendukung pemerintah khususnya untuk literasi dasar. Akhirnya lahirlah Kondosrsium NTB Membaca.

Webinar yang dihelat Kamis pekan lalu itu memang menjadi momentum bagi Konsorsium NTB Membaca untuk untuk memperkenalkan diri di tengah masyarakat, khususnya pada kelompok-kelompok yang peduli pada isu literasi. Kadis Pendidikan NTB yang hadir pada saat itu didaulat untuk me-launching Konsorsium NTB Membaca.

Ketika memberikan sambutan, Kadis Pendidikan NTB menyatakan kegembiraannya dengan kehadiran Konsorsium NTB Membaca ini seraya berharap akan ada kolaborasi positif dalam membangun literasi di Provinsi NTB kedepannya.

“Dinas Pendidikan sesungguhnya sudah lama membuka layanan untuk mengawal pengembangan program literasi di sekolah-sekolah. Jika nanti konsorsium ini sudah semakin besar maka sekolah-sekolah yang selama ini sudah kami bina dalam hal literasi bisa mendapat juga sentuhan dan pengawalan dari konsorsium secara lebih intens” harapnya. Dia juga mengemukaan keinginannya agar Konsorsium NTB Membaca ini bisa membuat kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong hadirnya inovasi-inovasi dalam pendidikan khususnya yang berkaitan dengan literasi dasar.

Harapan dan keinginan Kadis Pendidikan tersebut tentunya disambut baik oleh Ketua Konsorsium NTB Membaca, Dr L. Sirajul Hadi, M.Pd. Menurutnya, Konsorsium ini memang terbentuk karena adanya rasa kepedulian dan keinginan untuk turut berkontribusi pada isu pendidikan khususnya literasi di Bumi Seribu Masjid ini. Apalagi kondisi literasi di Provinsi ini masih belum bisa membanggakan dimana berada pada posisi ke 24 dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.

“Ini bukan salah siapa-siapa, tetapi merupakan tanggung jawab kita semua. Jika kita semua bisa berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan peran kita masing-masing ada banyak yang bisa kita lakukan. Ada tidak kurang dari 39 lembaga dan komunitas yang tergabung dalam konsorsium ini. Kita berkumpul karena ada semangat dan kepedulian dan visi yang sama untuk melihat rangking literasi di NTB ini bisa menjadi lebih baik dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tegasnya.

Konsorsium NTB Membaca menyadari bahwa selama ini sudah ada banyak penggerak dan penggiat literasi yang bekerja di tengah-tengah masyarakat. Lembaga-lembaga dan Komunitas yang sudah tampil berbagi gagasan dan cerita di Webinar ini adalah contoh nyata dari geliat sebenarnya sudah ada. Mereka selama ini telah membangun literasi masyarakat dengan kemampuan dan keterbatasannya masing-masing.

Kehadiran Konsorsium ini nantinya diharapkan bisa mengkonsolidasi para penggerak dan penggiat literasi itu agar bisa lebih maksimal. Kehadiran dan keterlibatan pihak dunia usaha, perguruan tinggi serta pemerintah provinsi di Konsorsium ini juga diharapkan akan membuka peluang-peluang kolaborasi dan kerjasama yang positif. Dengan semakin banyaknya pihak yang bergerak bersama, diharapkan akan banyak hal yang bisa dilakukan kedepannya.