Di Kabupaten Bima, dan tentunya di banyak wilayah lain di Indonesia, salah satu tantangan spesifik dunia pendidikan dasar adalah masih dominannya penggunaan bahasa lokal atau bahasa daerah di kalangan peserta didik. Hal ini kerap membuat anak kesulitan ketika belajar di sekolah di mana bahasa pengantar pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia. Para siswa, khususnya di kelas awal, cenderung agak lambat dan kesulitan dalam menyerap pelajaran karena kendala bahasa ini. Perbedaan bahasa yang digunakan membuat mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik sebagaimana teman-temannya di wilayah lain. Untuk mengatasi tantangan ini, bersama INOVASI, Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima telah merintis sebuah model pembelajaran yang diharapkan dapat menjembatani transisi penggunaan bahasa para siswa dengan lebih baik. Program rintisan ini menggunakan metode ‘Jembatan Bahasa’ dan telah dimplementasikan di sejumlah sekolah dasar sejak tahun 2017 lalu. Buku ini, adalah dokumentasi dari berbagai praktik baik yang telah dikembangkan oleh para guru di Kabupaten Bima setelah mengikuti berbagai pelatihan dan pendampingan program.