Pelatihan bagi Fasilitator Daerah (Fasda) untuk penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) kembali diselenggarakan di Kabupaten Sumba Timur, NTT pada tanggal 4-6 Agustus 2022. Ketiga dokumen  tersebut disusun dengan berbasis Evaluasi Diri Sekolah (EDS) menggunakan instrumen sederhana yang dikembangkan INOVASI. Kegiatan yang difasilitasi oleh INOVASI melalui empat Fasda terlatih ini diikuti oleh 15 Fasilitator Komunitas/Gugus (Fasgus) yang merupakan pendidik dan tenaga kependidikan yang telah diseleksi oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan Pandawai.

Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menyusun Profil Satuan Pendidikan yang disesuaikan dengan tingkat capaian yang terdapat dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sekaligus dapat memetakan dan mempersiapkan akreditasinya; memahami manfaat evaluasi berkala mutu pendidikan di sekolah masing-masing berdasarkan hasil capaian RKJM; dan memfasilitasi dan mendampingi satuan pendidikan dalam penyusunan RKJM, RKT, dan RKAS untuk selanjutnya diinput ke dalam Aplikasi RKAS (ARKAS) dan Manajemen ARKAS (MARKAS).

Inisiatif ini adalah buah pertemuan para kepala sekolah di Kecamatan Pandawai. Mereka sepakat bahwa upaya peningkatan mutu pembelajaran harus terencana dan teranggarkan dengan baik. Hal ini dilakukan dengan memastikan program dan anggaran untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru – dalam bentuk Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus dan KKG Mini di sekolah, tersedia dalam sistem ARKAS dan MARKAS.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Sumba Timur, Erwin Pasande yang berkesempatan mengikuti persiapan pelatihan pada 3 Agustus lalu mengatakan, “Pola pendekatan melalui fasilitator komunitas/gugus sangat baik dan pendekatan penyusunan RKJM, RKT, RKAS berbasis EDS perlu segera disebarluaskan.” Pihaknya bersedia mengeluarkan surat untuk mewajibkan semua sekolah melakukan kegiatan yang sama di dalam komunitas/gugus di setiap kecamatan yang di Sumba Timur dengan memanfaatkan fasiliator yang akan dilatih dalam pelatihan ini. “Terkait pembiayaan, bisa dari dana BOS,” tambahnya.

Salah satu peserta kegiatan, Daniel Mila, mengaku setelah mengikuti pelatihan memahami manfaat evaluasi mutu pendidikan secara berkala di sekolah serta penggunaan rapor mutu pendidikan sebagai data untuk analisis EDS yang kemudian digunakan untuk penyusunan Profil Satuan Pendidikan. “Kami dapat merencanakan dan memperbaiki kualitas pendidikan melalui dana BOS secara bertahap yang dituangkan dalam RKJM, RKT dan RKAS (ARKAS-MARKAS),” kata Daniel.