Muhammad Iksan, 11 tahun, siswa SDN 013 Buluh Perindu Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara berdiri di depan banyak orang. Setidaknya seratus orang sedang mendengarkannya menceritakan sebuah kisah. Dengan percaya diri, siswa kelas 5 yang akrab dipanggil Iksan dengan cermat mengartikulasikan sebuah cerita tentang menjaga lingkungan. Ekspresi wajahnya serius, sangat menjiwai kisah yang ia ceritakan. Iksan merupakan peserta dari lomba bercerita yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Bulungan pada 29-30 Juni 2021. Kompetisi ini diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Bulungan sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak sekolah di kabupaten tersebut.

Kompetisi bercerita mengharuskan para peserta untuk menceritakan kisah tanpa membaca teks. Mereka harus mengingat cerita dari teks yang mereka pilih berdasarkan kesukaan mereka dan menunjukkan ekspresi wajah yang khas dan artikulasi suara. Semakin ekspresif penampilan mereka, semakin baik cerita yang disampaikan.

Muhammad Rifai dan Muhammad Iksan Siap untuk Naik ke Panggung Lomba Bertutur Cerita Rakyat yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Bulungan. Foto: Dokumentasi Disdikbud Bulungan.

Kompetisi ini menghantarkan Iksan sebagai juara harapan pertama, yang berarti bahwa ia berada di urutan keempat dari rekan-rekan kompetisi sepantarannya. Bagi Iksan dan sekolahnya, penghargaan ini sangat istimewa karena ini kali pertama sekolah Iksan berpartisipasi dalam kompetisi semacam ini – yang biasanya hanya dimenangkan oleh sekolah bergengsi. Suatu hal yang istimewa adalah dua tahun lalu, Iksan memiliki kesulitan membaca.

Bagi kami yang merupakan sekolah di wilayah dusun, bisa mendapatkan satu gelar juara saja sudah prestasi luar biasa. Mengingat ini kali pertama kami ikut lomba bertutur tingkat kabupaten, tidak pernah kami terpikir untuk menang. Berpartisipasi saja sudah cukup. Apalagi setiap tahun lomba ini selalu dimenangkan sekolah-sekolah favorit di pusat kota Tanjung Selor,” cerita Warsiyah, Kepala Sekolah SDN 013 Tanjung Selor, dengan antusias.

 

Muhammad Iksan berhasil juara harapan 1 Lomba Bertutur Cerita Rakyat yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Bulungan. Foto: Dokumentasi Disdikbud Bulungan.

Literasi adalah esensi dari kampanye pemerintah Kabupaten Bulungan di bidang pendidikan. Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia 2016 atau AKSI oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa 60,67% siswa kelas 4 di Kalimantan Utara memiliki kemampuan membaca yang rendah. Di Bulungan, data serupa ditemukan INOVASI pada tahun 2017. Hanya 57% dari siswa kelas awal yang diuji lulus tes literasi dasar yang melibatkan pengenalan huruf, suku kata, dan kata-kata. Pengujian lebih lanjut mengungkapkan bahwa mereka yang lulus tes literasi dasarmemiliki nilai pemahaman membaca rata-rata hanya 49,9 poin. Ini berarti bahwa ketika beberapa anak fasih membaca kata-kata, mereka tidak selalu mengerti arti dari apa yang mereka baca. Iksan adalah salah satu siswa dengan pemahaman membaca yang lemah.

Muhammad Rafa’i atau Pi’i, saat ini duduk di bangku kelas 5, adalah siswa lain yang dipilih untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang mewakili sekolah. Meskipun, Pi’i tidak menang, partisipasinya adalah prestasi tersendiri. Karena ketika Pi’i duduk di kelas 2, ia tidak lolos dalam tes literasi dasar. Namun kini, Pi’i dan Iksan dipilih karena peningkatan signifikan dalam pembelajaran literasi mereka.

Saya punya alasan memilih mereka berdua. Pi’i sudah menunjukkan perkembangan membaca yang signifikan. Sekalipun Pi’i tidak lolos tes literasi dasar tiga tahun lalu, tapi ia mampu mengejar ketertinggalannya,” jelas Ibu Warsiyah.

 

Muhammad Rifai membaca buku cerita di atas ketinting (perahu kayu) yang tertambat di tepi sungai Kayan. Foto: Dokumentasi Disdikbud Bulungan.

Meskipun Pi’i tidak memenangkan hadiah apapun, kepercayaan diri yang ditunjukannya selama kompetisi patut diapresiasi. Untuk siswa kelas 5 seperti Pi’i, bercerita di depan ratusan orang pasti membutuhkan keberanian yang sangat besar. Panitia kompetisi pun memberikan piala untuk semua peserta, termasuk Pi’i. Piala diberikan sebagai hadiah atas partisipasi, keberanian, dan kepercayaan diri yang ditunjukkan dalam kompetisi. Bagi sekolah mereka, baik Iksan dan Pi’i adalah juara.

Menurut Warsiyah, sekolah mulai menekankan membangun budaya membaca sejak tahun 2017, tidak hanya di kelas tetapi juga di luar kelas dan hal ini didukung oleh masyarakat. Para siswa biasanya berlatih bercerita di depan kelas menggunakan Buku Besar, sebuah buku berukuran besar dengan ilustrasi yang dibuat oleh guru atau siswa itu sendiri. Di pagi hari, siswa menerima pembelajaran tentang literasi di kelas dari guru. Di sore hari, mereka melanjutkan dengan kegiatan membaca tambahan dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pelita Hati. Taman Bacaan Masyarakat ini dibentuk oleh komunitas sekolah dalam rangka menumbuhkan dan memperkuat minat siswa dalam membaca, yang lokasinya berada sekitar seratus meter dari sekolah.

Buah dari Program Percontohan

Pemerintah Kabupaten Bulungan didukung oleh program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) memulai program percontohan literasi kelas awal pada tahun 2017 di tujuh sekolah dasar. Salah satunya adalah SD Negeri 013 Buluh Perindu, sekolah Pi’i dan Iksan. Empat tahun kemudian, program tersebut mulai menunjukkan hasil yang positif. Program tersebut juga dilaksanakan di dua kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Utara yaitu di Tana Tidung dan Malinau.

Menghadapi lemahnya kemampuan membaca siswa di kelas awal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulungan pun fokus pada tiga strategi, yaitu:

       1.  Pasokan Buku Anak
Umunya dengan sumber daya terbatas untuk membeli buku, sekolah fokus pada pembelajaran dari buku teks. Namun buku-buku tersebut tidak cocok untuk anak-anak yang belajar membaca. Pada tahun 2018, pemerintah Kabupaten Bulungan mengalokasikan sumber daya dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) melalui program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) untuk pembelian buku anak sesuai usia. Setiap sekolah di kabupaten ini diberikan sumber daya untuk membeli setidaknya lima buku yang berfokus pada imajinasi dan karakter siswa yang memungkinkan pengembangan keterampilan pemahaman, kreativitas, dan pemikiran logis yang baik, serta membangun karakter positif.

      2.  Peningkatan Kapasitas Guru
Kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru terus didukung untuk memperkuat kapasitas mereka untuk mendukung pembelajaran siswa. Hal ini dilakukan melalui pengembangan program Kelompok Kerja Guru (KKG) mandiri. Program ini dirancang dengan fokus pada penggunaan modul dan metode pembelajaran teruji, fasilitator terlatih, dan pembiayaan berkelanjutan. Hal ini menjadi kekuatan model KKG yang dikembangkan di Kabupaten Bulungan.

      3.  Layanan bagi Siswa Lamban Membaca
Pemerintah Kabupaten Bulungan juga telah memberikan bantuan khusus bagi siswa yang lamban membaca melalui pembelajaran terdiferensiasi. Ini merupakan pendekatan terpadu melalui pembelajaran di kelas, waktu belajar tambahan dan bimbingan baik di sekolah maupun melalui Taman Baca Masyarakat (TBM). Program ini menerapkan serangkaian pelatihan untuk semua keterampilan yang diperlukan bagi guru, seperti mengembangkan penilaian formatif, mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan kesiapan atau kemampuan siswa, dan memilih bimbingan belajar. Demikian juga, pegiat TBM telah menerima pelatihan untuk membantu para siswa belajar membaca.

Dampak positif yang ditunjukkan oleh Iksan dan Pi’i merupakan hasil upaya bersama dari pemerintah, guru-guru dan komunitas dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Kemampuan literasi yang kuat pada kelas awal, akan menjadi kemampuan dasar yang berguna untuk pembelajaran selanjutnya. Namun, bukan hanya siswa yang merasakan dampak positif dari literasi yang baik. Kemampuan literasi yang efektif juga berdampak pada peningkatan keamanan, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Saat Indonesia memiliki lebih banyak lagi siswa dengan kemampuan literasi yang meningkat seperti Iksan dan Pi’i, keamanan, stabilitas, dan ekonomi negara ini juga akan menjadi lebih kuat.