Podcast Te’e Meze Pendidikan episode keempat yang merupakan kerja sama Disdikbud Nagekeo, Radio Suara Nagekeo, dan INOVASI, digelar pada tanggal 26 Agustus 2022. Diskusi yang berlangsung membahas upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Podcast tersebut dipandu oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nagekeo, Ndona Andreas. Hadir sebagai narasumber adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Venantius Minggu dan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Servulus Nuwa. Ketiga pejabat tersebut mengulik permasalahan pendidikan di Nagekeo dan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
Memandu acara tersebut, Ndona Andreas membuka diskusi dengan temuan Bupati Nagekeo saat berkunjung ke beberapa sekolah. “Saat berkunjung ke sekolah-sekolah, Bupati selalu menekankan pada tiga hal yaitu membaca, menulis, dan menghitung. Tetapi saat Bupati menguji siswa-siswa yang ditemui, ternyata mereka belum siap atau masih memiliki kendala. Bagaimana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menangani hal ini?”
Menurut Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Venantius, sebelum pandemi Covid-19 tingkat literasi siswa khususnya di tingkat SD memang sudah rendah. Kondisi pandemi memperparah keadaan tersebut dan menyebabkan kehilangan pembelajaran. Namun penerapan program Literasi di 50 SD dengan dukungan INOVASI mampu mengakselerasi peningkatan kemampuan membaca siswa termasuk mereka yang mengalami kehilangan pembelajaran. Sebelumnya, siswa membutuhkan setidaknya satu tahun untuk berpindah level membaca seperti dari huruf dan suku kata ke kata dan kalimat pendek.
“Kita sudah adopsi menjadi program Pemda Nagekeo (Program Literasi), anak-anak kita begitu cepat untuk memahami literasi, numerasi di kelas awal, bahkan 4, 5 bulan anak-anak sudah mengenal huruf, kata, suku kata sampai dia membaca pemahaman,” ungkap Venantius.
Isu utama lainnya yang mengemuka dalam diskusi adalah ketersediaan buku bacaan bagi siswa. Menurut Andreas, perlu ada buku-buku bacaan untuk mendorong minat baca siswa. Namun, dalam berbagai kunjungan bersama Bupati, ia menemukan banyak sekolah yang tidak memiliki buku bacaan.
Sekdis Perpustakaan dan Kearsipan Servulus Nuwa mengatakan, ada faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kemampuan membaca anak. Faktor eksternal termasuk ketersediaan buku bacaan sementara faktor internal adalah minat baca anak itu sendiri. Menurut Servulus, kedua faktor ini saling berhubungan. Ketersediaan buku bacaan yang menarik bisa mendorong minat baca dari anak-anak. “Sejak 2019, kami sudah memiliki layanan perpustakaan keliling yang melayani 307 titik dan menjangkau 100 sekolah,” kata Servulus menjelaskan upaya yang dilakukan oleh pihaknya untuk merespon kurangnya buku bacaan bagi anak sekolah.
Simak rekaman lengkap Podcast Te’e Meze Pendidikan episode keempat ini di: https://www.facebook.com/100008614060398/videos/441047158067508/