Pelatihan ilustrasi dan penulisan bahan bacaan anak ini berlangsung di Pusat Belajar Guru (PBG) Kabupaten Lombok Barat pada hari Selasa-Rabu (26-27 September 2023). Ada 48 guru yang turut berpartisipasi. Mereka berasal dari tiga sekolah, yaitu SDN 1 Beleke, SDN 3 Beleke dan SDN 3 Banyu Urip.

Kepala SDN 1 Beleke, Abdurrahman Jaelani, yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini menuturkan bahwa inisiatif untuk melakukan pelatihan ini datang dari hasil refleksi ketiga tentang kondisi literasi dasar di ketiga sekolah yang terlibat tersebut. Menurut Jaelani, raport pendidikan menunjukkan bahwa aspek literasi di ketiga sekolah tersebut masih belum berada di level yang diharapkan. Hasil supervisi PMO juga mengisyaratkan agar sekolah memberi perhatian pada literasi dasar.

“Berangkat dari itu, kita di sekolah penggerak kemudian menyusun sejumlah program, salah satunya adalah upaya mengatasi persoalan literasi ini melalui sebuah workhsop membuat bahan ajar sederhana yang nantinya bisa kita gunakan di masing-masing sekolah,” papar Jaelani.

Selama dua hari, para peserta pelatihan mendapat pembekalan teknis tentang bagaimana menggambar sederhana dan mengembangkan cerita berdasarkan level kemampuan membaca anak. Materi-materi tersebut yang dibawakan oleh dua Fasilitator Daerah yang juga merupakan bagian dari Konsorsium NTB Membaca, Azhar Zaini dan Wahyuddin.

Di penghujung pelatihan, sejumlah draft buku bacaan dalam bentuk berhasil dibuat oleh peserta. Oleh fasilitator, para peserta juga mendapat kesempatan untuk memberi masukan pada draft buku yang sudah ada tersebut khususnya di bagian teks cerita. Hal ini untuk memperkuat pemahaman para peserta tentang bagaimana menyusun cerita berdasarkan level kemampuan literasi anak.

Salah seorang peserta dari SDN 1 Beleke, Maryam S.Pd, mengungkapkan bahwa di pelatihan ini dia seperti mendapatkan kesempatan untuk melakukan hobinya dalam menggambar. Selama ini dia memang senang membeli crayon sendiri dan membuat gambar-gambar di kala senggang. Namun dia tidak menyangka bahwa dalam waktu yang relatif singkat dia bisa membuat dan merangkai gambar-gambar menjadi sesuatu yang bisa bercerita. Dari pelatihan ini, Maryam yang merupakan guru kelas 1, mendapat insipirasi untuk menjadikan buku yang dibuatnya ini sebagai bahan ajar di kelas nanti.

Pengalaman sedikit berbeda diceritakan oleh Denok Dwi Apriliani, guru kelas 4 dari SDN 3 Beleke. Dia mengaku bukan orang yang suka menggambar dan tidak terlalu suka menulis cerita. Namun pelatihan ini dirasakan berbeda.

“Saya tidak pernah mengikuti pelatihan dengan se-serius ini, dimana saya bisa fokus penuh untuk menyelesaikan gambar berikut narasi teksnya”, ujar Denok dengan sumringah.

Dalam pelatihan tersebut Denok menyelesaikan cerita berjudul ‘Tong Sampah Ajaib’ yang inspirasinya berasal dari kejadian nyata di sekolahnya.  Dia berharap buku yang sudah dihasilkannya ini akan segera dicetak dan digunakan dalam pembelajaran di kelasnya.

Bahan bacaan yang dihasilkan dalam pelatihan ini memang diharapkan untuk dicetak dan menjadi bagian dari koleksi perpustakaan di masing-masing sekolah. Ini akan menjadi upaya yang strategis dalam mengatasi minimnya ketersediaan bahan bacaan untuk anak khususnya yang ada di level pemula. Para guru peserta sendiri sudah menyampaikan komitmennya bahwa bahan bacaan yang sudah mereka hasilkan dalam dua hari pelatihan ini tidak akan menjadi yang terakhir. Komitmen ini sudah mendapat dukungan penuh dari ketiga kepala sekolah yang turut hadir di pelatihan tersebut.