Keberadaan KKG Daring yang sudah diinisiasi sejak tahun 2019 ini begitu terasa manfaatnya saat pandemi. Melalui KKG Daring, mereka mendiskusikan kondisi pembelajaran di sekolahnya masing-masing, kebijakan-kebijakan pemerintah daerah, dan berkoordinasi antara para kepala sekolah dan anggota KKG.
Program INOVASI sudah memperkenalkan model daring ini ke beberapa sekolah dampingan di gugus lain. Ketut Yoni, panggilan akrabnya, yang saat itu merupakan Fasda INOVASI, tetarik dengan konsep KKG Daring dan menerapkannya secara mandiri di Gugus 01 Praya Tengah di mana ia berada. Ketut Yoni mendapat respons yang positif dari beberapa kepala sekolah anggota gugus selama proses sosialisasi.
“Kami selalu ada koordinasi, saling berbagi dan tukar menukar pendapat tentang apa yang berjalan dan apa yang masih perlu diperbaiki, khususnya dalam konteks pandemi ini,” tutur Ibu Ketut Yoni. “Tidak berhenti di kepala sekolah saja. Karena waktu itu belum pandemi, kami juga mengumpulkan para guru, semua pengawas sekolah, pengurus K3S dan ketua-ketua gugus se-Kecamatan Praya Tengah untuk memperkenalkan KKG Daring ini.”
KKG Daring ini juga menjadi wadah pelatihan bagi peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah. Beberapa fasilitator KKG Daring secara reguler membagikan tautan-tautan terkait materi-materi pelatihan dan pembelajaran – diantaranya modul, rekaman suara, dan video pendek – ke grup diskusi daring yang dapat diakses oleh para guru peserta kapan saja. Penugasan, simulasi, dan proses diskusi dan tanya jawab dengan fasilitator berlangsung hampir setiap saat karena berbasis daring.
Bagi Ketut Yoni, yang juga seorang kepala sekolah, kehadiran KKG Daring telah mendatangkan banyak manfaat. Menurutnya, yang paling mendasar adalah perubahan pola pikir (mindset) para guru. Selama ini, banyak guru yang berpikir bahwa membangun kapasitas dan kemampuan hanya dilakukan melalui undangan pelatihan dari Dinas yang jumlahnya sangat terbatas. Padahal mereka dapat belajar secara daring kapan pun, dimana pun, dan memilih sendiri beragam materi yang sudah banyak tersedia. Terlebih di masa pandemi, di mana mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah.
“Materi yang kami sediakan memang materi yang sederhana dan mudah untuk diimplementasikan di ruang kelas oleh para guru. Melalui grup daring tersebut, para guru juga kemudian membagikan pengalaman-pengalamannya saat mempraktikkan model pembelajaran yang mereka sudah pelajari,” tutur Ketut Yoni. “Perubahan mindset ini yang akan mendorong kemandirian mereka sehingga mau meningkatkan kemampuannya tanpa bergantung pada yang lain.”
Salah satu persoalan yang ingin dipecahkan KKG Daring adalah urusan waktu. Jauh sebelum pandemi, INOVASI memfasilitasi diskusi Problem Driven Iterative Adaptation (PDIA) Kabupaten Lombok Tengah terkait KKG. Sulitnya menemukan waktu yang sesuai untuk semua anggota adalah salah satu kendala yang mengakibatkan terhentinya aktivitas dan kegiatan di KKG. Pertemuan yang telah dijadwalkan sering kali dibatalkan karena kesibukan masing-masing anggota.
“Kajian dari PDIA itu juga menemukan bahwa meskipun pelatihan-pelatihan itu banyak yang belum efektif, tetapi selama ini mereka (para guru) sudah berupaya mencari solusi mereka sendiri. Sekitar 70 persen lebih, para guru sudah menggunakan teknologi dalam mencari solusi mereka sendiri dengan mengakses YouTube, Google, dan saling berbagi di grup Facebook dan WhatsApp. Dari situlah muncul solusi PDIA untuk mengadakan proses KKG daring di mana pengawas/fasilitator memberikan pilihan materi-materi yang sesuai kebutuhan guru yang beragam,” papar Sri Karna, Provincial Manager INOVASI NTB yang sejak awal mengikuti KKG Daring.
Selama pandemi, Ketut Yoni mendorong para guru di Gugus 01 Praya Tengah untuk membuat video-video pendek pembelajaran dapat digunakan di kelas dan juga guru-guru anggota KKG Daring. Karena banyak manfaat dan keunggulannya, para anggota akan tetap memperkuat KKG Daring meskipun nanti kondisi semakin membaik dan tatap muka sudah diperbolehkan. Proses evaluasi dan penyesuaian akan terus dilakukan agar ke depannya KKG Daring menjadi semakin baik.