Pada September lalu, asosiasi dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) seluruh NTB menggelar berbagai lomba literasi untuk memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) 2020. Lomba ini digelar untuk menjaring potensi-potensi lokal yang dapat memajukan kualitas literasi anak-anak di NTB. Bapak Imam Subayil S.Pd, M.Pd, guru dari SDN 9 Kota Mataram adalah pemenang lomba tersebut.

 

Bapak Imam Subayil S.pd, guru dari SDN 9 Mataram NTB memenangkan lomba Hari Aksara Internasional. Ia mengikuti sembilan kategori lomba dengan mengirimkan sembilan karyanya ke panitia. Untuk kategori lomba menulis, ia mengirim tiga cerita. Tulisannya yang berjudul ‘Kado dari Dona’ berhasil menempati Juara Kedua. Kado dari Dona adalah kisah pendek tentang bagaimana menghormati keberagaman yang ada. Menurut Pak Imam, inspirasi cerita ini ia dapatkan dari sekolah tempatnya mengajar. Dia melihat keseharian perilaku murid-muridnya yang terdiri dari beragam suku dan identitas budaya dan kemudian tertarik untuk menuliskan cerita tentang keberagaman tersebut.

Selain Kado dari Dona, karya Pak Imam pada kategori lomba poster berhasil merebut juara satu. Ia pun berhasil mendapat juara kedua di kategori lomba ilustrasi, dan di lomba essay terpilih sebagai favorit pertama. Imam sendiri tidak menyangka dirinya akan menang di banyak kategori lomba HAI 2020 ini. Menurutnya, ia sekedar menyalurkan bakat dan minatnya lalu mengirimkannya ketika ada kesempatan lomba seperti ini.

Di luar capaian lomba HAI 2020, guru berusia 36 tahun itu sudah beberapa kali memenangkan lomba seperti menjadi juara ketiga lomba Fotografi Serangga yang diselenggarakan oleh Pusat Peragaan IPTEK Kemenristek lalu menjadi Nominator Lomba Inovasi Daerah Bagi Masyarakat Umum di Kota Mataram. Karya-karyanya selalu masuk sebagai karya pilihan di Lomba Inobel tingkat nasional. Puncaknya di tahun 2018 lalu, dia menjadi perwakilan Provinsi NTB mengikuti ajang Guru SD Berpretasi tingkat nasional dimana dia kemudian meraih peringkat ke 4. Prestasi itu menghantarkannya sampai Australia untuk belajar tentang system pendidikan dasar di sana. Selama di sana, Pak Imam banyak belajar hal-hal tentang inovasi di ruang kelas.

Pelajaran penting yang saya dapat di sana adalah bahwa inovasi itu tidak mesti berarti memanfaatkan kecanggihan teknologi. Melainkan, bagaimana kita para guru ini mampu memanfaatkan apa yang ada di sekitar untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda bagi anak murid,” sebut Pak Imam.

Bagi Pak Imam, berkreasi saat mengajar di kelas merupakan hal penting. Sebagai guru, dia bisa merasakan bagaimana jika anak-anak mulai bosan dengan ruang kelas dan hal itu akan sangat menghambat proses pembelajaran. Dia menjelaskan sebuah konsep dengan menggambar di papan tulis atau bahkan menggelar musikalisasi puisi dengan diiringi petikan gitar di dalam kelasnya. Di setiap perkenalan dengan siswa-siswa yang baru naik ke kelasnya pun dia selalu menggunakan gambar-gambar untuk mengeja namanya. Alasannya dia ingin menginspirasi kreatifitas para muridnya sejak hari pertama.

Mengajar bagi Pak Imam bukanlah sekedar menghafal program dan kemudian menyelesaikannya. Hal tersebut cenderung membuat guru menyepelekan pentingnya sebuah proses. Bapak Imam mengedepankan proses yang baik dalam mengajar dan bukan sekedar menjalani lalu mengakhiri. Dalam proses baik, menurut Imam, anak-anak lebih menikmati kegiatan pembelajaran dan tidak merasa tertekan dengan ruang kelas. Apalagi, dia mengasuh anak kelas 6 yang membutuhkan ketenangan dan kepercayaan diri untuk menghadapi ujian kelulusan.

Saat ini, Bapak Imam Subayil bersama beberapa peserta terbaik pada Lomba HAI 2020 tengah mengikuti workshop penulisan dan Ilustrasi yang difasilitasi oleh program INOVASI. Para penulis cerita dan ilustrator potensial dari NTB ini mendapat pembekalan dari Komunitas Forum Lingkar Pena tentang bagaimana menghasilkan karya untuk anak-anak usia sekolah dasar. Harapannya, mereka bisa berkontribusi untuk memperkaya khasanah bacaan anak-anak khususnya dalam konteks lokal di NTB. Pak Imam sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan ini. Ada banyak hal penting yang sudah dia pelajari. Workshop ini juga akan membantu dia mewujudkan mimpi lamanya, membuat buku kumpulan cerita rakyat NTB untuk anak.