Untuk itu ia pun berinisiatif membuat media ‘Papan Pintar Literasi’ yang bisa membantu siswa dalam menyusun kata menjadi kalimat.

Papan Pintar Literasi terbuat dari papan bekas yang ia pasang paku di bagian tengah papan untuk tempat menyusun kata menjadi kalimat. Selanjutnya iameminta masing-masing siswa membuat kartu kata yang terdiri dari subyek, predikat, dan obyek dengan menggunakan kertas karton dan spidol.

Kartu kata tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu. Masing-masing siswa mendapatkan giliran untuk menyusun kalimat dengan susunan subyek – predikat – obyek (S-P-O) pada Papan Pintar Literasi dengan menggunakan kartu kata yang dibuat oleh siswa. Siswa yang lain akan diminta untuk mengamati dan menuliskan sebanyak yang ia bisa di buku tulis terkait hasil penyusunan kata oleh temannya di Papan Pintar Literasi.

Perubahan positif pun nampak setelah penggunaan media pembelajaran ini. Menurutnya, permainan Papan Pintar Literasi ini sangat membantu anak-anak memperlancar bacaan mereka, selain itu mereka juga bisa belajar mengetahui tata letak subyek – predikat – obyek dalam sebuah kalimat.

Terbukti dari 30 siswa kelas 1, di mana tadinya ada sebanyak 12 anak yang tidak lancar membaca, kini hanya tersisa 3 anak saja yang masih kurang lancar membacanya dan perlu pendampingan khusus.