Salah satu Perguruan Tinggi yang bermitra dengan INOVASI (Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah Universitas Islam Malang (Unisma). Dalam rangka mengkampanyekan anti bullying (perundungan) di tingkat universitas, salah satu mahasiswa program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Agam Islam (FAI) Unisma menyuguhkan penampilan ‘ventriloquist’.
Mira Pramesti, mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Agam Islam (FAI) Unisma tampil menggunakan media ventriloquist, berasal dari istilah ventriloquism yang diartikan sebagai kemampuan berbicara menggunakan perut tanpa menggerakkan bibir selama 15 menit. Selain bersuara sebagai dirinya sendiri, Mira juga bersuara sebagai tokoh monyet yang bernama Ahai dan anak perempuan bernama Fatima.
Tema perundungan diangkat karena selaras dengan pembentukan satgas PPKS (Pencegahan Penanganan Kekerasan Seksual) di FAI Unisma. Di samping itu, tema perundungan ini juga merupakan salah satu program milik INOVASI terkait responsif gender.
“Pemilihan media boneka ini menjadi figur untuk menunjukkan karakter pada anak. Ada tokoh Ahai dalam bentuk monyet dan Fatima, anak perempuan yang dirundung Ahai. Ide munculnya tokoh ini karena saya sering tampil dengan Ahai. Maka perlu tokoh lain dalam konflik itu dan muncul tokoh Fatima,” terang guru RA di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang ini.
Selanjutnya diintegrasikan dalam cerita kehadiran Fatima yang menunjukkan bahwa korban perundungan banyak dialami oleh perempuan. Menurut Mira
perlu kemampuan berkisah dengan tujuan menyampaikan pelajaran bisa asik dan menyenangkan kepada anak-anak. Bagi Mira, menyampaikan gerakan anti perundungan dengan media sangat menarik dan dapat diterima oleh semua kalangan mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa dan sebagai sarana yang sangat efektif tanpa harus menyinggung orang lain.