Program kemitraan antara UNESA dan INOVASI ini berlangsung sejak 12 September 2018 dan berakhir pada 11 Juli 2019.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional para guru SD. Peningkatan kompetensi ini berdampak pada acara mereka mengajar di kelas sehingga keterampilan siswa meningkat. Selain itu, juga meningkatkan antusiasme sekolah dan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi,” demikian penjelasan Kisyani, Ketua Pusat Studi Literasi UNESA.
Program yang dilaksanakan di 15 SD di wilayah Taman dan Sidoarjo ini menggunakan kerangka literasi berimbang. “Literasi Berimbang merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan memahami dan menghasilkan informasi. Keseimbangan diperoleh melalui gabungan berbagai strategi pembelajaran dengan tujuan menghasilkan pembelajar yang kompeten dan literat,” papar Pratiwi Retnaningdyah, pakar literasi UNESA lulusan The University of Melbourne.
Wahyu Sukartiningsih menambahkan, “literasi ramah anak adalah pemahaman masyarakat dalam menempatkan isu hak anak dan perlindungan anak. Ramah anak dalam program ini merupakan konsep tentang perlindungan anak yang meliputi tiga hal, yakni perlindungan anak, ramah gender, dan ramah disabilitas.”
Lebih lanjut, pakar pendidikan anak ini berharap literasi ramah anak dipahami oleh seluruh penyelenggara pendidikan yang meliputi Dinas Pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru. Selanjutnya, dalam penyelenggaraan pendidikan, literasi ramah anak ini menjadi bagian tak terpisahkan dalam penentuan kebijakan pendidikan. Dampaknya literasi ramah anak diimplemetasikan oleh guru di kelas dengan melibatkan orang tua dan masyarakat. Contoh sederhananya, guru memilih dan mengembangkan materi pelajaran yang ramah anak.
Tia Retno Ayu Santoso, Guru SDN Cemengkalang Kecamatan Kota, Kabupaten Sidoarjo merasakan manfaatnya setelah didampingi oleh UNESA. “Yang paling terlihat setelah mendapatkan pendampingan dari UNESA adalah kecepatan siswa kelas I dalam membaca dan memahami bacaan meningkat. Mereka kini telah mampu menulis cerita dalam beberapa paragraf meskipun dengan bahasa yang sederhana,” terangnya.