“Setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah.”
Ki Hajar Dewantara


Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) adalah kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia untuk memperbaiki kebijakan dan praktik pembelajaran dan membantu Pemerintah Indonesia memastikan bahwa semua siswa di tingkat dasar di Indonesia, tanpa kecuali, menguasai keterampilan dasar.

Program INOVASI diimplementasikan bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas). Program ini juga bermitra dengan organisasi non-pemerintah, lembaga pendidikan calon guru, sektor swasta dan program serta mitra pembangunan lainnya.

Program INOVASI dikelola oleh Palladium atas nama Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT). Fase 1 program INOVASI dimulai pada Januari 2016 hingga 2020, dilanjutkan dengan Fase 2 di tahun 2020 hingga 2023. Program INOVASI saat ini memasuki Fase 3, dimulai dari Januari 2024 hingga Desember 2027.

Area kerja program INOVASI ada di beberapa kabupaten/kota di Indonesia, yaitu di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Maluku.

Latar Belakang

Peta Kerja INOVASI Fase 3 di enam provinsi di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan lebih dari 17.000 pulau, negara ini adalah rumah dari beragam kelompok etnis, budaya, tradisi, dan bahasa daerah. Negara ini memiliki lebih dari 50 juta siswa, tiga juta guru, dan 780 bahasa lokal.

Meski sudah semakin banyak anak Indonesia bisa mengakses pendidikan, namun peluang mereka memperoleh pembelajaran berkualitas belum merata. Secara rata-rata, kemampuan literasi dan numerasi dasar siswa Indonesia masih tertinggal dibandingkan siswa dari beberapa negara lain.

Sebagian siswa—khususnya penyandang disabilitas, tinggal di daerah terpencil dan tertinggal, serta berasal dari keluarga ekonomi rentan—bahkan berisiko tertinggal lebih jauh dalam penguasaan keterampilan dasar. Padahal, ketiadaan keterampilan dasar akan menghambat mereka berkembang optimal sesuai potensi.

Mewujudkan sistem pendidikan berkualitas dan inklusif serta memastikan semua anak, tanpa terkecuali, menguasai keterampilan dasar sejak usia dini, akan mengantar Indonesia mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Fokus dan Pendekatan

Program INOVASI berfokus pada peningkatan keterampilan dasar literasi, numerasi, dan pendidikan karakter, dengan penekanan pada nilai-nilai keadilan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. Di Fase 3 ini, program INOVASI akan memperkuat ekosistem pendidikan di tingkat kabupaten secara holistik dan mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan mitigasi iklim, adaptasi, dan ketahanan melalui pembelajaran.

INOVASI mengadopsi pendekatan pengembangan yang fleksibel untuk memastikan pengembangan model berdampak dan kontekstual:

  • Mendorong identifikasi tantangan sesuai konteks lokal. Bersama para pemangku kepentingan lokal memetakan tantangan yang nyata dan mencari solusi unik sesuai konteks lokal.
  • Membidani lahirnya beragam solusi serta aktor lokal – perintis dan pejuang literasi, numerasi, dan pendidikan karakter bagi siswa. Dengan rasa kepemilikan yang kuat, para aktor lokal akan mendorong penyebarluasan solusi lokal untuk mempercepat pembelajaran di tempat lain.
  • Menempa kemitraan dengan pemangku kepentingan daerah agar kebijakan pemerintah pusat dan prioritas pembangunan daerah selaras, serta menjembatani kesenjangan antara kebijakan nasional dan implementasi di tingkat kabupaten dan sekolah.

Di Fase 3 ini, INOVASI terus menjadi program yang adaptif dan mendorong penguatan ekosistem kabupaten untuk mewujudkan pendidikan yang bermakna, merata, dan setara.