Mengangkat tema “Melewati Satu Tahun Dunia Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19 : Belajar dari Praktik Baik untuk Terus Melangkah ke Depan,” Temu Inovasi kali ini diselenggarakan dalam rangka belajar dari kilas balik setahun pandemi COVID-19 khususnya bagi dunia pendidikan di Indonesia.

“Setahun terakhir menjadi tahun yang sulit bagi kita semua, terutama di bidang pendidikan. Covid 19, telah mengakibatkan distrubsi terhadap pendidikan dan proses pembelajaran anak-anak . Penting sekali bagi kita untuk mengambil waktu sejenak, membahas apa yang dapat kita pelajari dari masa ini, serta bagaimana kita dapat menggunakan pembelajaran ini untuk mempersiapkan perjalanan ke depan dan mendukung satu sama lain. Saya berharap acara hari ini dapat memfasilitasi dialog tersebut,” kata Minister Counsellor for Governance and Human Development Kedutaan Australia, Kristen Bishop dalam kata sambutannya.

Melalui Temu Inovasi #11, berbagai pihak yang berkolaborasi dapat saling berbagi informasi dan inspirasi terkait berbagai upaya yang dilakukan oleh berbagai aktor pendidikan, baik pemerintah, sekolah, dan guru, maupun mitra pembangunan non-pemerintah dalam pembelajaran di masa pandemi. Apa saja tantangan yang masih berdampak pada proses belajar-mengajar, pembelajaran apa yang bisa dipetik, serta upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Sebagai wadah untuk mengomunikasikan pengalaman, tantangan serta solusi pembelajaran di masa pandemi COVID-19, berbagai praktik baik dan hasil riset dari acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru dan tenaga kependidikan, pemerintah pusat dan daerah yang dapat menjadi langkah kebijakan demi meminimalisir potensi learning loss.

  1. Pada rangkaian pembuka acara, Kirsten Bishop mewakili Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Rohmat Mulyana mewakili Kementerian Agama, dan Totok Suprayitno mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Setelah rangkaian pembukaan acara, tiga paparan mengawali acara ini. Paparan pertama, yaitu Amich Alhumami selaku Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas yang menyampaikan materi terkait “Studi Pembelajaran: Penanganan COVID-19 di Indonesia.” Direktur Program Inovasi Mark Heyward yang menyampaikan paparan dengan tema terkait “Kilas balik setahun pendidikan di masa pandemi COVID-19: Pembelajaran yang dipetik.” Sedang Ekonom Bank Dunia, Rythia Afkar, menyampaikan materi terkait “Estimasi Dampak COVID-19 pada Pembelajaran dan Penghasilan di Indonesia: Bagaimana membalikkan keadaan?”
  3. Selain ketiga pemberi paparan tersebut, dihadirkan juga narasumber untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran seperti Anasiana Pertiwi, Relawan Literasi (Relasi) NTB, Kabupaten Lombok Utara yang terlibat langsung dalam program INOVASI. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, NTT Tiba Aloysius, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) KH. Mukmin Sidoarjo, Jawa Timur Nurul Hamamah, dan Bupati Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara Ibrahim Ali.
  4. Selain itu, masih sebagai narasumber dihadirkan juga Dewi Pancawati selaku Peneliti Litbang Kompas Bidang Kajian Pendidikan, serta Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jejen Musfah.
    Anasiana selaku relawan yang melakukan pendampingan belajar kepada siswa di wilayah tempat tinggalnya di Lombok Utara bercerita, program INOVASI yang dijalakannya dirasa sangat bermanfaat dan membantu masyarakat di tengah pandemi, khususnya oleh tenaga pengajar seperti guru dan orang tua murid.

“Sebelum saya melakukan pendampingan, orang tua murid tidak terlalu menyempatkan diri untuk mendampingi anak saat belajar. Namun setelah diberikan pemahaman akan pentingnya literasi, kini orang tua mulai menyempatkan diri, ” tutur mahasiwi tingkat akhir STKIP Hamzar tersebut.

Pada sesi tanggapan acara Temu Inovasi #11 yang dimoderatori oleh Bahrul Hayat dan diisi oleh Najelaa Shihab, Pegiat dan Pemerhati pendidikan; Iwan Syahril, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang diwakili oleh Rachmadi Widdiharto, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Muhammad Zain, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Kementerian Agama; dan Amich Alhumami, Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas, Bappenas.

“Di dunia pendidikan, Covid 19 berpengaruh terhadap berkurangnya kesempatan pembelajaran bagi anak-anak. Gap atau kesenjangan pendidikan yang selama ini dengan kerja keras telah coba kita pangkas, kembali semakin terasa. Untuk itu upaya untuk memitigasi segala risiko perlu ditingkatkan. Melalui Temu Inovasi ini, diharapkan kita dapat belajar dari praktik baik yang sudah dilakukan selama setahun untuk menyusun rencana kebijakan strategis ke depan. Dengan belajar dari praktik baik, saya optimis kita dapat keluar dari kesulitan ini,” kata Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno.

* * *

Tentang Program INOVASI

Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia. INOVASI meliputi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta mitra-mitra di tingkat daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program ini berupaya mengidentifikasi dan mendukung perubahan dalam hal praktik pembelajaran, sistem, dan kebijakan pendidikan yang secara nyata mampu mempercepat peningkatan hasil belajar siswa. INOVASI dikelola oleh Palladium atas nama Pemerintah Australia, melalui Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), yang secara resmi dimulai pada 18 Januari 2016.

Program selama delapan tahun (2016-2023) ini mendukung mitra pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam mengidentifikasi dan memahami masalah sistemik yang berdampak pada hasil belajar dan mengajar di Indonesia, serta untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai solusi lokal. Tiga bidang yang menjadi fokus program dalam mengidentifikasi dan mendukung perubahan adalah: kualitas pengajaran di kelas, kualitas dukungan untuk guru, serta pembelajaran bagi semua anak. Hasil pembelajaran siswa yang baik dalam pendidikan dasar akan memberikan fondasi bagi angkatan kerja Indonesia yang lebih terampil yang akan menjadi penggerak ekonomi dan stabilitas.

Kunjungi http://litbang.kemdikbud.go.id untuk informasi lebih lanjut, ataupun artikel ilmiah dan layanan Balitbang Kemendikbud lainnya.

Ingin tahu lebih banyak tentang apa dan bagaimana INOVASI bekerja? Kunjungi website www.inovasi.or.id, laman Facebook https://id-id.facebook.com/InovasiPendidikanAIP/, atau youtube INOVASI Pendidikan.