Mengusung tema “Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh: Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi di Masa Pandemi Covid-19?”, forum diskusi ini menyajikan praktik belajar mengajar di lapangan dalam masa pandemi yang turut menyajikan solusi pengolahan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

Hadir sebagai narasumber adalah pemangku kepentingan pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia seperti guru-guru dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tenggara, serta perwakilan Dinas Pendidikan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pembukaan disampaikan oleh Plt. Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, serta perwakilan Kedubes Australia di Jakarta; Selain itu, Pusat Penelitan Kebijakan (Puslitjak) Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud menyampaikan hasil survei terkait pembelajaran jarak jauh secara umum dan berbagai praktiknya; Guru Besar Pendidikan dari Unika Widya Mandala, Prof Anita Lie – yang merupakan penulis buku Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi menyampaikan pidato kunci (keynote speech) terkait solusi pengajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi para guru, ternasuk di masa pandemi saat ini. Temu Inovasi kali ini dipandu oleh Prof. Fasli Jalal, Rektor Universitas YARSI dan Amanda Witdarmono, Zenius Education.

Melalui program INOVASI, Pemerintah Indonesia dan Australia menjalin kemitraan sejak tahun 2016 untuk lebih memahami dan mengatasi tantangan pengajaran guru dan pembelajaran siswa, terutama di jenjang pendidikan dasar. Fokusnya adalah kualitas pembelajaran literasi, numerasi, dan keterampilan abad-21. Dalam masa pandemi Covid-19, program kemitraan ini bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menjembatani kebijakan dan praktik-praktik di daerah, solusi lokal yang penerapannya dapat memperkuat kualitas pengajaran dan pembelajaran.

Pendidikan di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 telah memaksa pemerintah menutup sekolah sejak Maret 2020. Pemerintah daerah merespon kebijakan ini dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun dalam pelaksanaanya di daerah, pendidikan di masa pandemi memiliki beberapa tantangan dalam sarana dan infrastruktur yang belum memadai seperti listrik dan internet.

Penyesuaian pada pendidikan di masa pandemi juga termasuk modifikasi kurikulum. Pemerintah mengeluarkan kebijakan Kurikulum Darurat yang merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada dasarnya, kurikulum darurat lebih fleksibel dengan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. (Kemendikbud, Agustus 2020)

Meskipun menggunakan metode pembelajaran jarak jauh serta kurikulum darurat, para guru tetap berupaya menjaga esensi pendidikan yang berkualitas dalam masa pandemi. Hal ini selaras dengan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Guru tidak lagi diharuskan untuk memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam,” (Mendikbud).

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2018, sekitar 40% anak Indonesia umur 15 tahun ke bawah masih memiliki kemampuan literasi dan matematika masih di bawah standar internasional. Asesmen tersebut menggunakan metode berpikir tingkat tinggi.[1]

Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah suatu kemampuan dalam menggunakan dan mengolah proses berpikir di atas fakta. Seseorang yang mempunyai keterampilan bepikir tingkat tinggi tidak hanya mengetahui suatu fakta tertentu, tetapi juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri. (Anita Lie, 2020)

Menurut buku Mengembangkan Keterampilan Tingkat Tinggi (Anita Lie, 2020), peran guru sangat penting dalam menyediakan ruang bagi murid untuk menganalisa dan mampu mengevaluasi suatu masalah. Karakter guru yang dapat mengembangkan kreativitas murid diantaranya; memberi kesempatan pada murid untuk menyelesaikan tugasnya sendiri, memberikan kebebasan pada murid untuk berinisiatif dan berkreasi, terampil dalam menyajikan materi dan mengajukan pertanyaan, dll.

Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh dan Mengembangkan Keterampilan HOTS

Salah satu contoh praktik di lapangan kreativitas guru dalam pembelajaran jarak jauh dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi di masa pandemi oleh Pranika Dian Dini, Guru Kelas 1 SDN 008 Binai, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Ibu Dini mengakui sulitnya menuntaskan Kurikulum 2013 dalam masa pandemi karena tidak bisa bertemu dengan siswa secara intensif seperti sebelumnya. Kendala lain yang Ibu Dini temukan adalah bahwa orang tua juga masih belum bisa diandalkan sebagai pembimbing di rumah karena banyak dari mereka yang literasinya masih rendah bahkan buta huruf sehingga sulit membantu anak belajar dari rumah.

Saat pemerintah mengeluarkan kebijakan Kurikulum Darurat dengan penyederhanaan kompentensi dasar, Ibu Dini memodifikasi materi pembelajaran yang berfokus pada pengenalan huruf, kemampuan membaca, mengenal konsep bilangan, penjumlahan dan pengurangan sederhana.

Saya menemukan empat siswa saya mengalami perkembangan. Saat mereka masuk sekolah Juni lalu, kemampuan membaca mereka masih pada tahap pra membaca. Namun setelah tiba bulan mengikuti belajar dari rumah, mereka sudah memasuki tahap membaca kata. Bahkan kini sudah masuk tahap membaca pemahaman. Ia sudah mulai berlatih menuliskan ide atau gagasannya sendiri.” — Pranika Dian Dini, Guru Kelas 1 SDN 008 Binai, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara

Di berbagai kesempatan Plt. Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno, menggarisbawahi bahwa penting untuk memastikan bagaimana guru-guru menjadi lebih percaya diri untuk mengajar lebih kreatif, supaya anak-anak lebih gemar belajar, rajin belajar, antusias, dan hasil belajarnya meningkat. Salah satu contohnya adalah pendekatan yang dilakukan melalui program kemitraan INOVASI yang mendorong solusi konteks lokal untuk mengatasi tantangan pembelajaran guru, yang tentunya berbeda-beda pula di setiap daerah. Pada pelaksanaannya, upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran ini dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta LSM, LPTK, dan organisasi kemasyarakatan yaitu Ma’arif NU dan Muhammadiyah.

 

 

[1] https://www.oecd.org/indonesia/pisa-2015-indonesia.htm

 

Informasi-Media-Temu-INOVASI-10-26-Nov-2020

https://kompas.id/baca/humaniora/dikbud/2020/11/27/guru-masih-sebatas-memberi-soal/