Kegiatan monitoring bersama ini diikuti oleh para pemangku pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, The Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Kedutaan Besar Australia, baik ditingkat pusat, provinsi, dan kabupaten.

Tujuan kegiatan monitoring bersama ini adalah agar para pemangku kepentingan dapat melihat dan memantau secara langsung, memberikan masukan, perbaikan, dan penguatan terhadap implementasi dan penyebarluasan hasil rintisan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) di Jawa Timur, khususnya di 2 kabupaten yang akan dikunjungi.

Di Kabupaten Sidoarjo, Tim Monitoring Bersama akan mengunjungi SDN Ngampelsari Kecamatan Candi, MI Ma’arif Candi, dan MI Darussalam Kecamatan Candi. Di 3 sekolah ini, tim akan melihat implementasi rintisan program numerasi yang telah dilaksanakan sejak Agustus 2018 melalui penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di Kecamatan Candi. Tim juga akan melihat kegiatan KKG madrasah yang berlangsung di MI Darussalam.

Di Kabupaten Probolinggo, Tim Monitoring Bersama akan mengunjungi 2 kecamatan yakni Kecamatan Paiton yang telah melaksanakan rintisan program literasi, dan Kecamatan Sukapura yang telah melaksanakan rintisan program kelas rangkap / multigrade. Di Kecamatan Sukapura, tim akan mengunjungi SDN Sukapura III untuk melihat implementasi program kelas rangkap. Kemudian dilanjutkan ke SDN Ngadisari II untuk melihat kegiatan KKG kelas rangkap di Kecamatan Sukapura.

Sedangkan di Kecamatan Paiton, tim akan mengunjungi MI Raudlatul Munadhirin dan SDN Sukodadi I untuk melihat secara langsung implementasi program literasi dan kegiatan KKG di kedua sekolah tersebut.

Dalam kesempatan sebelumnya, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE memberikan apresiasi atas Program INOVASI yang fokus pada pembelajaran kelas rangkap dan literasi yang dilaksanakan Kabupaten Probolinggo.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia atas program INOVASI berupa kelas rangkap dan literasi. Di beberapa sekolah yang telah mengaplikasikan program ini, ternyata guru dan murid luar biasa semangat dan menyampaikan ucapan terima kasih, karena hal ini merupakan hal baru di Kabupaten Probolinggo. Program ini mampu membuka wawasan dan semangat baru, terutama bagi guru, murid dan orang tua di Kabupaten Probolinggo,” kata Bupati Tantri.

Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah S.H, M.Hum mengungkapkan dukungannya terhadap Program INOVASI di Kabupaten Sidoarjo, khususnya dalam bidang numerasi. Menurutnya kehadiran program pendidikan seperti INOVASI yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sidoarjo, dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya para guru di Kabupaten Sidoarjo.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo Drs. Ec. Asrofi, MM, MH mengungkapkan, selama ini dunia pendidikan masih fokus pada capaian literasi Indonesia yang rendah. “Padahal numerasi justru peringkatnya lebih rendah disanding dengan capaian literasi sehingga kami mendukung penerapan program numerasi di Kabupaten Sidoarjo,” terangnya.

Menurut Direktur Program INOVASI Mark Heyward, potensi praktik menjanjikan yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Sidoarjo dan Probolinggo merupakan contoh praktik menjanjikan yang sangat layak diadopsi tidak hanya untuk skala kabupaten / kota, namun juga skala nasional. “Kami berharap hasil monitoring bersama yang dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan dapat memberikan hasil yang positif dan dapat menjadi contoh untuk wilayah lainnya,” terangnya.

Emma Blanch, Second Secretary dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta berkata, “Pemerintah Australia dan Indonesia telah bekerja bersama selama lebih dari 10 tahun untuk memperkuat sistem pendidikan di Indonesia dan INOVASI adalah contoh terbaru dari kemitraan kami. Kegiatan program rintisan INOVASI di Jawa Timur mencari tahu apa yang berhasil dan tidak berhasil untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di sekolah. Memperkuat hasil pembelajaran literasi dan numerasi di ruang kelas, dan menangani masalah-masalah utama seperti pembelajaran kelas rangkap, dapat berkontribusi untuk membangun sumber daya manusia Indonesia untuk masa depan.”

 

Press-Release-Joint-Monitoring-Jatim-IND