Kepala MI Assalam Priyo Hendro Purwanto mengungkapkan, saat pertama kali ditunjuk oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Batu untuk terlibat di dalam program INOVASI, dirinya mengaku tidak percaya diri. “Tidak ada hal istimewa di sekolah ini yang layak untuk dipamerkan ke sekolah lain. Pembelajaran berlangsung biasa saja dan motivasi guru dalam mengajar juga biasa saja,” ungkapnya.

Namun ada satu tekad pria yang dipanggil Hendro ini, apabila nantinya sekolah ini ditunjuk menjadi mitra INOVASI, maka sekolah ini harus berubah. “Ditunjuk sebagai mitra berarti diberi amanah dan kepercayaan dan wajib dilaksanakan. Komitmen ini harus saya jaga terus dan saya buktikan, bahwa MI juga bisa maju dan lebih baik dari sekolah lainnya,” terangnya.

Langkah awal yang dilakukan oleh Hendro setelah mendapatkan pelatihan adalah mengumpulkan seluruh guru, pengurus yayasan, komite, dan perwakilan orang tua. “Saya sampaikan kepada mereka bahwa sekolah ini harus berubah bila ingin maju. Dan perubahan awal yang harus dilakukan adalah perubahan di kelas,” terangnya.

Ternyata apa yang disampaikan oleh Hendro ini mendapatkan sambutan positif dari semua pihak. Bahkan orang tua dan komite siap membantu proses bedah kelas yang akan dilakukan. Hendro bergotong-royong dengan semua pihak melakukan bedah kelas, membuat pojok baca di kelas dan halaman sekolah, membuat majalah dinding, dan mengubah suasana kelas dan lingkungan sekolah menjadi lebih literat. Hampir di seluruh sudut-sudut sekolah, terdapat rak buku dan buku bacaan yang menarik minat siswa.

Konsep ini menurut Hendro didapatkan karena sekolah sendiri belum memiliki perpustakaan dengan fasilitas yang layak. “Karena saya belum bisa memenuhi hak anak untuk membangun perpustakaan yang nyaman, maka saya berusaha mendekatkan buku kepada siswa. Ternyata cara ini manjur, anak-anak di sini bila jam istirahat sudah mulai berlama-lama membaca buku,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, Hendro juga mengajak seluruh gurunya untuk belajar ke sekolah yang sudah lebih dahulu berhasil, yakni SDN Sumbergondo 2. “Bila saya amati, kondisi sekolah ini hampir sama dengan SDN Sumbergondo 2. Sehingga saya mengajak para guru berkunjung kesana untuk memotivasi mereka agar mau berubah,” terangnya.

Kerja keras Hendro selama 6 bulan membuahkan hasil. Tampilan sekolah telah berubah. Dukungan dan kepercayaan orang tua dan komite kepada sekolah ini meningkat. Kanwil Kemenag Kota Batu juga mulai tertarik dan menjadikan MI Assalam sebagai rujukan MI di wilayah Kota Batu.

Sekolah ini pun pernah mendapatkan kunjungan dari rombongan Kementerian Pendidikan dari Afghanistan pada 21 Maret 2019 lalu. Mereka sangat tertarik dengan MI Assalam karena dinilai mampu menerapkan pembelajaran berbasis Islam namun tetap dengan suasana yang menyenangkan.

“Cita-cita saya yang belum kesampaian adalah membuat perpustakaan yang nyaman untuk anak-anak. Semoga segera terwujud,” harapnya.