Menarik perhatian anak untuk belajar di kelas tentunya memiliki tantangan tersendiri. Sulit mendapatkan fokus anak jika sejak awal anak tidak merasa senang dengan pelajaran yang diberikan.  Untuk itu seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan untuk anak. 

Mengunjungi SDN 024 Tanjung Selor, ada pemandangan menarik di ruang kelasnya. Tidak hanya cantik karena hiasan dinding dan cat warna-warni, terlihat pula beragam media pembelajaran yang terpajang di sisi-sisi kelas. 

 

 

 

Adalah Ibu Yayuk, Walikelas 3 SDN 024 Tanjung Selor. Ia mengisi kelasnya dengan beragam media pembelajaran literasi dan numerasi untuk anak didiknya. Menurutnya penggunaan media dalam pembelajaran dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, selain itu dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

“Anak-anak jadi lebih semangat, mereka suka belajar sambil bermain, saya buat media belajar seperti game dan beri mereka pujian kalau mereka berhasil. Makanya anak-anak suka belajar. Bahkan mereka berebutan maju di depan kelas untuk menjawab soal.”

Media pembalajaran yang ia buat antara lain: kreasi bangun datar, roda pintar, tabel bilangan, papan huruf, box hitung bilangan dan lain sebagainya. Semuanya terpajang di sudut kelas dalam Pojok Literasi dan Numerasi. 

Ide membuat beragam media pembelajaran ini berawal dari berbagai pelatihan yang Bu Yayuk ikuti dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan serta INOVASI. Bu Yayuk juga rutin menghadiri kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugusnya. Ia tidak ragu bertanya dan belajar dari guru-guru yang lebih muda. Secara mandiri Bu Yayuk banyak menonton video di youtube. Ia juga banyak belajar bagaimana cara menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan interaktif di kelas.

“Saya biasa nonton di youtube cara membuat alat peraga atau media pembelajaran. Tapi alat peraga yang saya buat saya sesuaikan lagi dengan anak-anak saya. Untuk bahannya biasa saya ambil dari sekolah atau saya beli sendiri. Kadang saya juga memanfaatkan barang bekas seperti tutup botol, plastik makanan, hingga ranting kering.”

Berdasarkan asesmen diagnostik yang Bu Yayuk lakukan, terlihat bahwa kemampuan literasi dan numerasi  siswanya mengalami pengingkatan yang signifikan di bandingkan di awal semester. Hal ini karena adanya berbagai alat peraga yang membuat anak-anak senang belajar. 

Suatu kebangaan baginya melihat perkembangan anak didiknya yang kini semakin gemar belajar dan memahami materi di kelasnya.