Fikrul Umam, S.Pd, Guru SD Negeri Kludan, Kec. Tanggulangin Sidoarjo
Memahami operasi hitung pecahan memang tidaklah mudah bagi siswa. Siswa yang hanya diajarkan langsung tentang materi pecahan tanpa menggunakan alat bantu biasanya akan sulit untuk dapat menangkap maksud materi tersebut. Terlebih lagi, kemampuan setiap siswa berbeda-beda.
Khususnya untuk bilangan pecahan agar siswa lebih mudah memahami, saya menggunakan media konkret yaitu buah semangka. Mengawali pembelajaran saya tanyakan ke siswa jumlah semangka yang saya bawa ada berapa buah? Mereka dengan kompak menjawab, “Satu buah Pak.”
Selanjutnya semangka tersebut saya potong dengan hati-hati menjadi dua bagian. Lalu saya tanyakan lagi ada berapa potongan, jawaban siswa ternyata beragam. Ada yang menjawab satu-satu, dua, separuh, dan setengah. Mendengar jawaban murid yang beragam seperti itu, saya meluruskan jawaban siswa bahwa sebagian semangka dinamakan satu per dua atau bisa juga disebut dengan setengah atau separuh. Selanjutnya siswa diminta maju untuk menuliskan angka satu per dua di papan.
Penjelasan dilanjutkan dengan membelah buah semangka tersebut menjadi empat bagian sama besar seraya bertanya lagi pertanyaan serupa seperti saat menjelaskan pecahan satu per dua dan berlanjut hingga membelah semangka tersebut menjadi delapan bagian.
Penjelasan berlanjut hingga beberapa bagian dari semangka tersebut dijumlahkan sehingga membentuk soal penjumlahan pecahan sejenis, seperti misalnya satu per empat ditambah dengan satu perempat yang menghasilkan pecahan dua perempat dari semangka tersebut. Tak hanya soal penjumlahan pecahan, saya juga menjelaskan tentang materi pengurangan pecahan dengan media semangka tersebut.
Hasilnya, setelah penjelasan dengan menggunakan buah semangka tersebut, siswa terlihat sangat antusias, bersemangat, dan lebih paham dalam belajar operasi hitung pecahan. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya siswa yang mengacungkan tangan saat akan menjawab pertanyaan.
Hasil tes siswa menunjukkan 90% siswa menjawab soal operasi hitung pecahan dengan benar. Ternyata, penerapan benda konkret ini sangat membantu para siswa dalam belajar dengan lebih menyenangkan.