Balai Guru Penggerak (BGP) NTT mengadakan Lokakarya Panen Hasil pembelajaran berdiferensiasi berbasis bahasa ibu dalam IKM bagi Guru Penggerak PAUD dan SD, 15-16 Desember di Labuan Bajo. Lokakarya ini merupakan lanjutan dari Lokakarya Guru Penggerak, 7-11 November lalu di Kupang yang diikuti oleh Guru Penggerak dari Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, serta guru dari Sekolah Penggerak dari Manggarai Timur. Selama satu bulan setelah lokakarya di bulan November, BGP bersama INOVASI dan Yayasan Sulinama aktif mendampingi Guru-guru Penggerak untuk melaksanakan aksi nyata. Guru menjalankan asesmen kemampuan literasi siswa dan menggunakan hasilnya untuk merancang strategi pembelajaran berdiferensiasi serta menjalankannya untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sejumlah Guru Penggerak juga merancang strategi pembelajaran dengan muatan bahasa ibu sebagai bahasa transisi.

Kegiatan ini diikuti oleh 40 guru dan dibuka oleh Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPSTK), Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek, Praptono. Dalam sesi gelar wicara, Praptono mengajak semua peserta untuk terus berinovasi untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. “Jangan pernah berhenti untuk melakukan aksi nyata. Jadilah guru yang bisa memberikan pembelajaran yang berkualitas,” kata Praptono. Dirinya juga berpesan agar guru lebih aktif mengakses PMM. Lebih lanjut, Praptono mengapresiasi kolaborasi BGP dengan INOVASI. “Ini program yang sangat luar biasa. Saya sangat berterima kasih kepada INOVASI, dinas pendidikan dan BGP yang sudah menjadi mitra yang baik untuk terus berinovasi memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak-anak kita,” pungkasnya pada sesi gelar wicara.

 

 

Selain sesi gelar wicara, para peserta juga mengikuti sesi refleksi bersama dan memamerkan hasil karya mereka. Pada saat refleksi, peserta menyampaikan bahwa mereka sudah menyebarkan pengetahuan tentang pembelajaran berdiferensiasi berbasis bahasa ibu kepada guru-guru lain di sekolahnya. Yasinta Yosarimas, Kepala Sekolah SD Katolik Longgo, Kabupaten Manggarai Barat menyatakan, penggunaan bahasa ibu menjadi strategi yang baru bagi sekolah dalam pembelajaran membaca dan menulis di kelas awal. Anak-anak cenderung lebih senang belajar karena mereka bisa menggunakan bahasa sehari-sehari dalam belajar membaca dan menulis di sekolah.

Dalam kesempatan ini, hadir pula Kepala BGP NTT, Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Manggarai Barat, Manajer Program Yayasan Sulinama, EPP and GEDSI Manager INOVASI, dan Tim INOVASI NTT.