Komunitas literasi Kota Batu dan guru mitra INOVASI dan Kolaborasi Literasi Bermakna (KLB) di Kota Batu bertemu dengan Tim Badan Standar Kurikulum dan Assesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek RI pada Sabtu (18/12/2021) di Sanggar Alam Ilalang Kota Batu.
Pertemuan santai saling sharing dan berbagi pengalaman komunitas literasi di Kota Batu yang masih tetap eksis meski menghadapi berbagai tantangan. Tim BSKAP yang dipimpin oleh Oky Adrian bertujuan untuk belajar bagaimana implementasi komunitas literasi dapat berjejaring dan saling mendukung.
Qoriatul Azizah, Guru SDN Punten 1 Kota Batu dan pemilik Sekolah Alam Ilalang, pandemi memang memberikan dampak yang signifikan terhadap gerakan literasi. Siswa yang dahulu aktif berliterasi di sekolah dan komunitas kemudian harus melakukan pembelajaran melalui moda daring.
Melihat kondisi tersebut, Azizah kemudian berkoordinasi dengan orang tua siswa agar tetap mempertahankan kemampuan literasi siswa dan sebisa mungkin menghindarkan mereka dari pengaruh gadget yang begitu marak selama pandemi.
Meski di rumah, siswa diwajibkan oleh Azizah untuk membaca buku dan menulis. Tulisan-tulisan tersebut kemudian dibukukan, “Pengalaman berharga anak-anak terutama saat daring menjadi cerita yang tidak akan pernah mereka lupakan seumur hidup. Sayang apabila pengalaman tersebut tidak dibukukan. Saya minta orang tua agar mendampingi anak di rumah untuk membuat tulisan-tulisan tentang pengalaman selama pandemi.”
Helmina dan Dian, keduanya adalah para guru yang telah mendapatkan pelatihan dari KLB kemudian mengimplementasikannya dalam pembelajaran sehari-hari di sekolah mereka masing-masing. Dian yang memiliki beberapa siswa inklusi mengakui bahwa literasi yang dikembangkan INOVASI dan KLB memberikan manfaat dan ide bagi dia untuk membuat media-media literasi yang bermanfaat bagi siswa. Helmina yang saat ini sebagai kepala sekolah menjelaskan, berliterasi tidak bisa sendiri, harus berjejaring, berkomuni dan mendapat dukungan dari semua pihak termasuk orang tua. “Kami semua berjejaring dan saling berkomunikasi, berkegiatan bersama untuk tetap mengobarkan semangat literasi di Batu,” terangnya.
Ernaz Siswanto guru SDN Punten 1 mengungkapkan, karena banyaknya guru yang menginginkan menerbitkan buku secara indie dengan modal yang terbatas, mendorong Ernaz untuk membuat penerbitan dengan jumlah cetak yang fleksibel. Ernaz merangkul para guru untuk menulis dan menerbitkan buku.
Oky mengungkapkan, hadirnya komunitas literasi dan tetap aktif selama pandemi sangat menginspirasi dan layak di diseminasikan ke kab / kota lainnya.