Olipianti duduk di atas rumput sambil membuka buku cerita dikelilingi beberapa anak. Sore itu, Olipianti mengisi kegiatan di Desa Kaliamok, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara dengan membacakan buku cerita anak. Anak-anak mengikuti dan menikmati cerita dengan antusias. Sesekali mereka tertawa. Kegiatan seperti ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan Olipianti bersama Ikatan Keluarga Baca Malinau (IKBM) untuk membantu mempromosikan budaya baca.
Sebagai suku Dayak Lundayeh, kecintaannya kepada kampung kelahirannya membawa Olipianti, yang lahir di Desa Kaliamok, menjadi pegiat literasi. Program kemitraan INOVASI, Yayasan Litara, dan Komunitas OPOB (One Person One Book), memperkenalkan Olipianti dan anak muda Malinau lainnya dengan kegiatan membaca yang menyenangkan. Mereka dilatih tahapan membaca, teknik membaca nyaring, dan pendampingan anak agar mereka lancar membaca. Dengan bekal ini, Olipianti dan anak muda lainnya mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) Rumah Mileh yang artinya Rumah Pintar dalam bahasa Dayak.
Bersama para pegiat TBM dan Perpustakaan Desa (Perpusdes) di Malinau, Olipianti mendorong berdirinya IKBM pada akhir tahun 2019. Melalui IKBM, pegiat literasi berupaya untuk mendorong tumbuhnya budaya baca di Malinau. Sejak itu geliat kolaborasi TBM, Perpusdes, dan sekolah di Malinau terus menguat, apalagi kegiatan ini mendapat dukungan Dana Desa.
“Kegiatan di TBM ada storytelling (bertutur), permainan, membaca buku cerita, dan pendampingan membaca bagi siswa yang belum lancar membaca,” terang Olipianti, ketua pertama IKBM.
Kegiatan IKBM praktis berhenti sejenak sejak awal pandemi COVID-19 di bulan Maret 2020. Pemerintah menutup sekolah, melakukan pembatasan sosial, membatasi ruang gerak warga antardesa. Warga diminta berada di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. TBM dan Perpusdes pun tutup.
Seiring turunnya angka penyebaran COVID-19 di Malinau, IKBM mulai kembali berkegiatan. Walau tidak beroperasi penuh, beberapa TBM mulai melayani peminjaman buku. Di TBM Rumah Mileh contohnya, anak bisa datang meminjam buku. Mereka juga bisa memesan buku yang akan diantar ke rumah oleh pengurus.
Pada Oktober 2020, IKBM bekerja sama dengan Yayasan Litara dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menjalankan program literasi di masa pandemi. Program ini mendorong kerja sama antara TBM dan sekolah dengan melibatkan 12 pegiat dan 60 siswa dari 6 SD. Anak-anak yang diidentifikasi kesulitan membaca mendapat pendampingan belajar dari pegiat TBM – dengan menggunakan modul literasi dari Kemendikbud – untuk membantu mereka agar bisa cepat membaca.
TBM Rumah Mileh sendiri bekerja sama dengan SDN 012 Desa Kaliamok untuk mendampingi anak-anak kelas 1-5 yang telah direkomendasi oleh pihak sekolah. Dari setiap kelas, wali kelas memilih dua orang anak. Kriteria anak yang dipilih adalah anak yang kesulitan membaca dan orang tuanya tidak punya waktu untuk mendampingi mereka belajar di rumah.
Olipianti dan pegiat lainnya membacakan buku cerita dan membantu anak membaca dengan berbagai media belajar. Metode pendampingan tetap sama dengan masa sebelum pandemi, kecuali protokol kesehatan 3M yang ketat dan durasi yang lebih pendek. Olipianti melihat anak-anak senang mendapatkan pendampingan belajar. Salah satunya Icha, siswa kelas 5 SD yang selalu hadir mengikuti kegiatan di TBM. Awalnya, Icha belum begitu lancar membaca, tetapi kini sudah lancar setelah mendapatkan pendampingan.
“Awalnya kegiatan pendampingan ini kami lakukan dua kali seminggu, tapi lama-lama menjadi setiap hari karena anak menyenangi kegiatan ini,” tukasnya.
Olipianti berharap kolaborasi TBM dan sekolah terus berlangsung karena ia optimis visi IKBM untuk mewujudkan masyarakat Malinau yang cerdas, kreatif, dan inovatif bisa terwujud.