Kepala MI Muhammadiyah 5 Kota Surabaya Umi Sarofah, S.Pd., M.Pd memiliki banyak kesibukan. Ibu dari 5 anak ini selain sebagai Kepala MI, juga menjabat Ketua II Forum Komunikasi Kepala SD / MI Muhammadiyah se-Jatim (Foskam). Sebagai Ketua II Foskam Umi menjadi wakil seluruh lembaga pendidikan SD / MI Muhammadiyah se-Jatim. Umi juga menjabat Ketua Forum Komunikasi Kepala Madrasah Muhammadiyah se-Jatim dimana Umi membawahi kepala madrasah mulai MI, MTs, dan MA Muhammadiyah se-Jatim.

Terpilihnya Umi sebagai ketua karena sejak awal menjabat Kepala MI Muhammadiyah 5 Kota Surabaya, Umi telah vokal menyuarakan bahwa madrasah harus maju bersama dengan lembaga Muhammadiyah lainnya.

Kelebihan lembaga dibawah organisasi Muhammadiyah ini adalah pemerataan kualitas pendidikan. Artinya bila selama ini untuk yang sekolah umum Muhammadiyah sudah dianggap baik kualitasnya, maka mereka harus merangkul juga madrasah Muhammadiyah untuk maju bersama-sama, begitupun sebaliknya. Prinsip ini yang mendorong kami yang membawahi madrasah ibtidaiyah ini tidak mau ketinggalan dengan sekolah dasar,” terangnya.

 

 

Tak heran MI Muhammadiyah 5 Kota Surabaya, menjadi salah satu MI terbaik Muhammadiyah di Kota Surabaya. Meskipun lokasi MI Muhammadiyah 5 berada ditengah perkampungan padat penduduk, pasar, dan dikelilingi sekolah-sekolah favorit, namun menurut Umi, madrasahnya selalu diminati masyarakat. Hal ini dikarenakan madrasah yang dipimpinnya selalu menyeimbangkan kualitas pendidikan umum dan agama.

Menjadi kepala MI sejak 2017, Umi melalui rintangan yang tidak mudah. Untuk menjadi kepala MI, Umi beserta kandidat lainnya harus melalui serangkaian tes dan wawancara. Umi sempat diragukan karena statusnya adalah ASN Kementerian Agama yang diperbantukan di lembaga swasta. “Ada kekhawatiran dari organisasi bahwa saya bisa saja dimutasi mendadak karena status saya adalah ASN Kementerian Agama yang diperbantukan di MI swasta. Namun karena saya memiliki niat untuk mengembangkan MI menjadi lebih baik akhirnya saya lolos seleksi menjadi kepala MI,” jelasnya.

Mengawali menjadi kepala MI bukan hal yang mudah. Umi harus membawahi 55 tenaga kependidikan dari unsur guru dan tenaga pendukung madrasah dengan jumlah peserta didik lebih dari 600 peserta didik. Langkah awal yang dilakukan Umi adalah menyamakan persepsi dan tujuan agar semua tenaga kependidikan di MI Muhammadiyah 5 Kota Surabaya sepakat pada satu tujuan, yakni satukan hati gapai prestasi.

Langkah selanjutnya, Umi kemudian lebih fokus menata pelaksanaan proses belajar mengajar dan aktivitas yang terkait dengan kompetisi. “Agenda rutin perlombaan baik di tingkat kabupaten / kota, nasional hingga internasional setiap tahun kami ikuti tetapi tidak dipersiapkan secara serius, hanya sekadar ikut kompetisi sehingga kami jarang merebut juara. Untuk mencapai kemenangan harus ada usaha dan perubahan dalam mempersiapkannya sehingga hasilnya maksimal. Dan ternyata saat kami fokus di perubahan tersebut, hasil akhirnya terlihat. Banyak prestasi yang berhasil kami raih. Bahkan puncaknya kami menjadi juara umum untuk lomba SD / MI se-Kota Surabaya,” terangnya.

Komitmen menyatukan hati menggapai prestasi ini selalu dijaga oleh Umi hingga sekarang. Setiap ada permasalahan dan kegiatan apapun Umi selalu mengajak diskusi seluruh tenaga kependidikan. Termasuk saat adanya program literasi dari INOVASI, Umi lebih dahulu mengajak seluruh tenaga kependidikan untuk berdiskusi. “Setiap ada program yang masuk ke MI termasuk literasi yang dikembangkan oleh INOVASI bersama dengan PW Muhammadiyah Jatim, selalu ada diskusi bersama. Karena saya tidak mau asal-asalan dalam menjalankan program. Harus ada komitmen terutama dari para guru dalam menjalankan setiap program yang diamanahkan kepada madrasah ini sehingga memberikan dampak yang baik terutama untuk peserta didik.”

Dengan adanya program literasi di MI Muhammadiyah 5 Kota Surabaya ini, Umi merasakan dampak positif yang luar biasa. Para guru kelas awal yang semula mengalami kesulitan mengajarkan calistung pada peserta didik saat ini sudah tidak ada kendala lagi. Guru juga semakin kreatif dengan membuat beragam media literasi. Umi bersama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya kemudian juga mendorong 23 lembaga SD / MI Muhammadiyah mengikuti pelatihan literasi dengan pendanaan secara mandiri.