Kemenag Kabupaten Lombok Timur (Lotim) berkomitmen untuk mendukung penuh program Impelementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Basis Literasi dan Pencegahan Perkawinan Anak (PPA) yang saat ini tengah diimplementasikan oleh Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor. Hal itu diwujudkan dengan diterbitkannya Surat Edaran (SE) Nomor 4821 Tahun 2023 tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Basis Literasi dan Integrasi Isu Pencegahan Perkawinan Anak pada Madrasah Ibtida’iyah di Lotim. Surat Edaran itu memuat sejumlah upaya dan langkah strategis yang akan dilakukan oleh perangkat pendidikan di bawah Kemenag untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka dan pengintegrasian isu pencegahan perkawinan anak.
Dukungan tersebut ditegaskan pula oleh Kepala Kemenag Lotim, Drs. H. Sirojuddin, M.M, saat memberikan sambutan pada kegiatan workshop dukungan dan penerapan kebijakan untuk mendukung program IKM Basis Literasi dan PPA, pada Kamis, 6 Juli 2023, lalu.
“Kami mendukung sepenuhnya program kemitraan yang dijalankan oleh IAIH Pancor bersama dengan Kemenag Lombok Timur ini dan juga stakeholder terkait lainnya, karena hasilnya sudah kita tuai bahwa program ini berdampak signifikan bagi perkembangan literasi anak di madrasah-madrasah yang ada di Lotim,” terang Sirojuddin.
“Kami juga akan memfasilitasi jika program ini nantinya diimbaskan ke madrasah lainnya. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa program kemitraan yang tengah berjalan saat ini hanya menyasar 40 MI saja di Lombok Timur. Oleh karenanya pengimbasakan menjadi penting dilaksanakan untuk menyamaratakan pembelajaran yang didapatkan di MI sasaran,” lanjutnya.
Sirojuddin berpesan agar guru terus melakukan pengembangan diri dan membawa hal berbeda di dalam kelas serta menyesuaikan dengan kebutuhan murid yang ditangani.
“Guru juga dalam hal ini sebetulnya wajib belajar dan mengembangkan dirinya, jangan hanya monoton dengan metode yang lama. Guru harus kreatif dan inovatif, supaya mereka berdaptasi dengan perubahan pola belajar anak-anak,” tegasnya.
Dalam kegiatan workshop tersebut, Kasi P2MD Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bapedda) Kabupaten Lombok Timur, Hj. Sri Hartini mengingatkan bahwa capaian literasi di Lombok Timur secara umum masih membutuhkan perhatian serius dari para pemangku kepentingan.
“Banyak juga tantangan yang akan dihadapi ke depannya, terutama bagi guru. Untuk itulah di sana terdapat peran pengawas yang harus proaktif untuk memantapkan metode yang digunakan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran anak-anak di Lombok Timur,” ungkapnya.
Sri Hartini mengakui bahwa salah satu yang menjadi persoalan dalam meningkatkan literasi ini ialah mengenai anggaran. Namun dia berharap keterbatasan anggaran ini tidak menjadi faktor yang memperlambat peningkatan capaian literasi anak-anak di Kab. Lombok Timur.
“Keterbatasan anggaran jangan sampai melemahkan niat baik kita. Kami juga memberikan saran kepada Kemenag supaya mengaktifkan komunitas-komunitas guru supaya mereka lebih proaktif lagi dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” sebutnya.
Sementara itu Manager Program Kemitraan IAIH Pancor dengan INOVASI NTB, Heri Hadi Saputra, M.Pd menyampaikan, selama berjalannya program MAULANA II ini, banyak hal yang sudah dilakukan termasuk pendampingan oleh pangawas dan Dosen dari IAIH Pancor.
“Intinya pendampingan ini dilakukan supaya guru dapat menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi dan juga mampu memahami dengan baik implementasi KM ini. Bahkan ini bukan hanya tugas pendamping saja, namun lebih dekat juga sebetulnya menjadi tugas kepala sekolah,” sebutnya
Dia juga menyebut bahwa tantangan ke depannya yakni semakin berkurangannya pengawas MI di Lombok Timur ini, namun dibarengi dengan kondisi jumlah Madrasah yang semakin berkembang pesat.
“Secara nasional juga masalahnya kurangnya pengawas ini juga menjadi persoalan yang klasik, namun jika kita hanya berkutat dengan masalah itu saja tidak akan memberikan solusi yang baik. Maka salah satu solusinya yakni mengaimbaskan program yang baik ini ke madrasah supaya mereka juga mendapatkan hal yang sama dengan madrasah sasaran,” paparnya.