Penambahan program pendidikan karakter di Fase II INOVASI (2020-2023) sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia untuk membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Pada pertengahan tahun 2020, Kemendikbud telah meluncurkan Profil Belajar Pancasila dengan harapan dapat memperkuat Program Penguatan Pendidikan Karakter yang telah tertuang dalam Peraturan Mendikbud No. 20/2018.
Kemitraan INOVASI – SAKB akan dijalankan di Kabupaten Sumba Barat dan akan berlangsung selama 11 bulan dan dimulai pada bulan Maret 2021. Ketentuan dari target sekolah dampingan program adalah: enam sekolah dasar; tiga sekolah yang sebelumnya telah mendapat intervensi program literasi selama Fase I di Kecamatan Tana Righu; dan tiga sekolah lainnya di ibu kota Kabupaten Sumba Barat yang aksesnya lebih mudah. SAKB bersama INOVASI akan menggunakan sejumlah instrumen dan pengamatan langsung saat menentukan sekolah-sekolah tersebut.
Pendiri Yayasan Pelita Kasih Bangsa sekaligus Kepala Sekolah SAKB, Vica Inabuy, sebelumnya mengajar di salah satu sekolah swasta internasional di Tangerang. Di sana, ia belajar berbagai strategi penguatan karakter peserta didik dan melihat bagaimana dampaknya.
Kemitraan INOVASI – SAKB akan dijalankan di Kabupaten Sumba Barat dan akan berlangsung selama 11 bulan dan dimulai pada bulan Maret 2021. Ketentuan dari target sekolah dampingan program adalah: enam sekolah dasar; tiga sekolah yang sebelumnya telah mendapat intervensi program literasi selama Fase I di Kecamatan Tana Righu; dan tiga sekolah lainnya di ibu kota Kabupaten Sumba Barat yang aksesnya lebih mudah. SAKB bersama INOVASI akan menggunakan sejumlah instrumen dan pengamatan langsung saat menentukan sekolah-sekolah tersebut.
“Kemitraan ini memiliki dua arti bagi kami. Pertama, ini akan menjadi pembelajaran bagi kami di SAKB untuk terus meningkatkan kualitas kami sebagai sekolah. Kedua, saya ingin agar pendidikan yang berkualitas dirasakan oleh seluruh anak-anak NTT, bukan hanya di Kota Kupang yang merupakan lokasi sekolah kami,” ujar Vica berharap.
Program ini akan menggunakan modul yang dikembangkan oleh INOVASI. Namun, beberapa penyesuaian dilakukan bersama SAKB melalui bedah modul selama tiga kali pada Februari 2021. Hal ini dilakukan untuk memperkaya konten modul berdasarkan pengalaman dan keahlian dari SAKB, sekaligus memastikannya agar lebih kontekstual. Penyesuaian ini tidak langsung dilakukan pada modul, tetapi akan diadaptasi pada saat implementasi program.
“INOVASI sudah mengembangkan modul yang sangat baik sehingga kami akan menggunakannya secara penuh. Yang kami tambahkan hanya pada bagian praktik-praktiknya saja,” ujar Vica.
Ia pun mengharapkan agar nantinya juga ada program magang bagi guru-guru yang akan didampingi di Kabupaten Sumba Barat ke SAKB. Tujuannya agar mereka dapat melihat langsung bagaimana strategi dan penerapan penguatan karakter siswa di sekolah tersebut sehingga memperkaya wawasan para guru.
Menurut Koordinator Program dan Kemitraan INOVASI di NTT, Kania Dewi, hasil intervensi selama 11 bulan yang akan datang ini nantinya tidak dapat disamakan dengan hasil dari intervensi program seperti peningkatan literasi dan numerasi selama Fase I INOVASI (2016-2020). Hasil yang diharapkan kali ini lebih kepada melihat proses, perkembangan, dan memastikan guru memiliki strategi penguatan karakter siswa yang lebih terarah dan praktis, serta sekolah memiliki dan melaksanakan program pengembangan karakter.