Jakarta, 25 November 2019 – Pendidikan dan peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu fokus pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dalam lima tahun ke depan. Saat ini, salah satu tantangan di dunia pendidikan Indonesia adalah rendahnya kemampuan literasi dasar di mana anak-anak masih tertinggal dari negara-negara tetangganya di wilayah ASEAN, dan hasilnya nampak dalam studi internasional yang menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia (PISA, 2015[1]; PIRLS, 2011[2]). Meski demikian, program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) di akhir tahun 2019 mencatat bahwa dengan model pelatihan pedagogi yang tepat, kompetensi guru bisa menjadi lebih baik dan kemampuan literasi siswa terbukti bisa meningkat. Hal ini adalah berdasarkan studi akhir pelaksanaan program peningkatan mutu pembelajaran yang dilakukan INOVASI di Provinsi NTB, NTT, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur.

Pembangunan SDM tentu mengarah pada angkatan kerja dengan bekal pendidikan dan kompetensi yang cukup untuk menghadapi dunia kerja. Untuk itu Presiden mengatakan bahwa kemampuan dasar anak-anak Indonesia harus terus dibangun, dan kemampuan literasi, matematika, dan sains akan menjadi pijakan bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Fondasi untuk semua pembelajaran, yang menjadi prasyarat kecakapan hidup abad ke-21, adalah kemampuan literasi.

Secara sederhana, tidak mungkin mempersiapkan anak-anak muda untuk menghadapi dunia kerja yang ada saat ini dan di masa mendatang, apabila mereka tidak lebih dahulu mendapatkan dasar yang kuat di bidang literasi dan numerasi di kelas-kelas awal SD yang menjadi jenjang awal dari pendidikan dasar sembilan tahun. Anak-anak yang belum memiliki kemampuan literasi yang baik akan dengan cepat tertinggal dari teman-temannya di seluruh bidang pembelajaran, dan ketimpangan ini semakin melebar seiring waktu. Dalam proses pembelajaran di kelas, peran guru sangat besar dalam pencapaian prestasi siswanya.

Indonesia dengan keragaman geografis dan kekayaan budaya tentu menghadapi tantangan pendidikan yang berbeda-beda di tiap daerah. INOVASI, sebuah program kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia sejak tahun 2016, berupaya memahami cara-cara yang berhasil maupun yang tidak berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, di 17 kabupaten yang ada di empat provinsi. Pada periode September 2018-Juli 2019, sebanyak 54 program dengan berbagai tema intervensi dilaksanakan, yaitu literasi kelas awal, kepemimpinan sekolah, kelas rangkap, transisi bahasa ibu di kelas, serta pendidikan inklusif-disabilitas dan keterlibatan masyarakat.

Berdasarkan hasil pelaksanaan program, INOVASI mencatat beberapa hal terkait kualitas pengajaran dan hasil pembelajaran:

Tiga masalah utama yang berkontribusi terhadap rendahnya hasil belajar siswa untuk literasi, yaitu: (1) Kurikulum tidak memuat aspek mengajar membaca untuk siswa kelas awal, dengan asumsi anak yang terdaftar di SD sudah bisa membaca; (2) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengajarkan literasi di kelas awal; dan (3) Terbatasnya akses ke bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan usia anak, terutama di daerah terpencil.

Namun demikian, dengan konsep dan model pelatihan pedagogi yang tepat, kemampuan literasi siswa terbukti bisa meningkat. Tren tersebut ditemukan terjadi di NTB, NTT, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Pada prinsipnya guru menerapkan pengetahuan tentang teknik-teknik mengajarkan literasi di kelas awal, diantaranya menggunakan buku besar, mengajarkan kesadaran fonologis, membaca kata dan memahami bacaan. Studi akhir menemukan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas, diantaranya: (1) Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang diajarkan; (2) Guru menggunakan pendekatan yang berfokus pada anak; (3) Kelas memiliki pojok baca; dan (4) Kelas memajang media belajar seperti alat peraga, poster, peta, atau sumber belajar lainnya yang membuat anak selalu terpapar pada media literasi. Proses pembelajaran yang lebih baik ini berkontribusi pada meningkatnya kemampuan literasi siswa.

Hasil studi akhir INOVASI terhadap implementasi program tahap pertama, yaitu program yang dimulai di tahun 2018, menunjukkan secara jelas peningkatan persentase jumlah siswa yang lulus tes literasi dasar, di empat provinsi mitra INOVASI – yaitu 21 point di tingkat nasional, 33 point di NTT, 33 point di Kaltara, 20 point di NTB dan 12 point di Jawa Timur. Secara proporsional, peningkatan adalah 37% di tingkat nasional, 150% di NTT, 64% di Kaltara, 33% di NTB dan 15% di Jatim.

Kemampuan literasi siswa terkait aspek pemahaman di keempat provinsi masih perlu ditingkatkan, namun demikian, hasil studi akhir INOVASI juga menemukan peningkatan. Skor rata-rata meningkat – yaitu 13.3 point di tingkat nasional, 25.2 point di NTT, 16.9 point di Kaltara, 17.1 point di NTB dan 5.6 point di Jatim.

INOVASI mencatat bahwa meskipun kemampuan literasi dasar siswa telah meningkat, diperlukan upaya lebih dari meningkatkan kemampuan literasi dasar siswa. Untuk itu, di tahap kedua, INOVASI memberikan pelatihan tentang metode-metode pengajaran yang lebih baik, seperti melakukan pemetaan kemampuan literasi siswa, menerapkan pembelajaran berbeda (differentiated learning), membaca terbimbing dan meningkatkan pemahaman bacaan atau ketrampilan yang mengarah kepada pemahaman dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), dan didukung dengan akses ke buku bacaan yang sesuai.

Hasil studi akhir menunjukkan bahwa intervensi yang terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak bisa memberikan hasil yang lebih baik. Di Bulungan, Kalimantan Utara, program INOVASI diperkaya dengan kegiatan lainnya seperti menjalin kerja sama dengan pihak swasta, kegiatan mentoring intensif, penyediaan buku bacaan, pemanfaatan buku digital, dan bekerja sama dengan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Hasilnya persentase siswa yang lulus tes literasi dasar di kabupaten Bulungan, yaitu meningkat dari 57% ke 94%, melampaui persentase kelulusan di semua kabupaten dan provinsi lainnya.

Rekomendasi untuk di tingkat pusat:Peningkatan pendidikan dan penguatan kemampuan literasi perlu dilakukan dari hulu ke hilir. Beberapa rekomendasi INOVASI yang dapat dilaksanakan di tingkat pusat dan daerah adalah:

  1. Menyusun panduan kurikulum pelatihan sekolah dasar (PGSD, S-1, PPG) untuk menetapkan metode sistematis guru dalam mengajarkan membaca dan mendukung literasi di sekolah dasar
  2. Meningkatkan kompetensi guru untuk mengajar membaca secara sistematis dan untuk mendorong budaya membaca
  3. Meningkatkan kapasitas guru terkait pengajaran literasi dan numerasi melalui KKG
  4. Meninjau buku pelajaran kelas awal
  5. Meningkatkan akses ke buku bacaan yang sesuai dengan memperluas daftar dan pilihan buku bacaan siswa, dengan melibatkan pemerintah kabupaten/kota dalam mengevaluasi kebutuhan buku dan memastikan ketersediaan, sesuai dengan konteks kedaerahan masing-masing.  

Rekomendasi untuk di tingkat daerah:

  1. Pemerintah provinsi mendukung dan memfasilitasi kegiatan literasi di kabupaten/kota
  2. Pemerintah kabupaten/kota secara rutin membuat penilaian kemampuan membaca siswa kelas awal dan melaporkan hasilna kepada orang tua dan instansi terkait
  3. Pemerintah kabupaten/kota menjalankan program literasi bagi siswa sekolah dasar dan menyediakan anggaran rutin
  4. Pemerintah daerah bermitra dengan lembaga-lembaga non pemerintah terkait dengan penyediaan buku, baik cetak maupun digital, dan untuk memberikan pelatihan kepada guru, membangun perpustakaan sekolah yang berkualitas dan mendukung Taman Bacaan Masyarakat

* * *

Tentang INOVASI

Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) adalah program kemitraan pendidikan Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa – khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, INOVASI menjalin kemitraan dengan 17 kabupaten/kota yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program peningkatan mutu pendidikan ini berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Komunikasi INOVASI, atau kunjungi website, facebook, dan Youtube INOVASI melalui: www.inovasi.or.id, facebook Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia, dan youtube INOVASI Pendidikan

Annisaa Rachmawati

Communications Specialist

INOVASI

annisaa.rachmawati@thepalladiumgroup.com

+62 811 8855 184

Stephanie Carter

Communications Manager

INOVASI

stephanie.carter@thepalladiumgroup.com

+62 811 870 7970

[1] https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf

[2] https://timssandpirls.bc.edu/pirls2011/international-results-pirls.html

Press-Release-Mutu-KBM-dan-Hasil-Belajar-Siswa_Studi-endline-INOVASI-IND