Ayah mengisi bahan bakar mobil sebanyak 30 liter. Setiap hari mobil tersebut digunakan untuk pulang pergi ke kantor dengan jalur yang sama. Setelah 3 minggu, bahan bakar tersisa 3 liter. Jika ayah bekerja enam hari dalam seminggu, berapa liter bensin yang digunakan untuk sekali perjalanan dari rumah ke kantor? 

Di atas adalah salah satu dari 4 soal Matematika yang diberikan kepada 60 mahasiswa semester 1 jurusan PGSD Universitas Mataram saat salah satu dosen ingin melihat kemampuan awal mahasiswa dan menganalisis kemampuan mereka dalam menyelesaikan soal cerita dengan melihat tipe kesalahan. Soal ini merupakan modifikasi dari soal numerasi SD fase C, dan mereka diberi waktu mengerjakannya selama 1 jam (sebagai catatan, soal fase C ada 10 butir untuk tiap elemen dan waktunya hanya 45 menit). Ternyata, ditemukan bahwa sebagian besar mahasiswa salah dalam menjawab, dan kurang mampu merangkum informasi dari soal untuk menyelesaikan masalah.

Kondisi ini dipaparkan pada acara Workshop ‘Penguatan Keterampilan Guru dalam Mengajarkan Numerasi’ yang diadakan oleh Asosiasi LPTK NTB di Kampus Universitas Hamzanwadi pada hari Kamis (21/10/2023) lalu.

“Banyak yang prosedurnya tidak relevan seolah mahasiswa hanya memasukkkan angka-angka yang mereka temukan dalam soal untuk menjawab, atau bisa jadi karena mindset mereka tentang Matematika sudah sulit duluan sehingga soal yang mudah tidak mampu dijawab”, jelas Hikmah Ramdhani, dosen Matematika PGSD Unram dalam diskusi asosiasi LPTK NTB yang dilakukan Kamis (21/09/23) lalu di Universitas Hamzanwadi.

Rendahnya kemampuan konten Matematika diantara mahasiswa PGSD ini juga ternyata juga menjadi persoalan di kampus-kampus LPTK lainnya. Atiaturrahmaniah, dosen Matematika di Universitas Hamzanwadi, menegaskan hal tersebut.

“Tiap tahun kami menerima sekitar 400 mahasiswa jurusan PGSD. Kami belajar Matematika begitu saja tapi kami belum memetakan kemamuan siswa kami. Kami juga belum mengaitkan bagaimana cara mengajarkan materi ini. Di semester empat baru kami ajarkan, dan ternyata hasilnya memang kurang memuaskan. Yang paling mungkin kami lakukan setelah ini adalah mengkaji RPS kami. Kami juga rasanya perlu melakukan asesmen kemampuan awal mahasiswa kami.

Tak sebatas di soal konten, kemampuan pedagogis mahasiswa dalam mengajarkan numerasi juga dianggap perlu mendapat perhatian. Dr. Syarif dari STKIP Taman Siswa dalam kegiatan ini mengungkapkan bahwa kemampuan pedagogis mahasiswa di kampusnya masih kurang, termasuk dalam hal pengaturan kelas, dan dukungan bagi anak dengan kesulitan fungsional belajar. Menurutnya, cara pengajaran dosen juga belum memodelkan pembelajaran di kelas karena dosen lebih menginstruksikan tugas mandiri. Alhasil, mahasiswa belum memiliki model pembelajaran yang menarik dan efektif.

Provincial manager INOVASI NTB, Sri Widuri, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa selain penguasaan konten, mahasiswa juga perlu dikuatkan secara pedagogis. Untuk itu dia mengajak LPTK untuk merumuskan langkah ke depan dan INOVASI siap memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Kegiatan yang diikuti oleh dosen PGSD dan Kaprodi dari sembilan kampus anggota Asosiasi Dosen LPTK NTB ini berlangsung sehari penuh dan menghasilkan sejumlah rekomendasi dan kesepakatan. Diantaranya adalah LPTK perlu mengadakan asesmen kompetensi numerasi bagi para mahasiswa calon guru di program PGSD / PGMI masing-masing, khususnya yang semester 1. Adapun instrumen yang akan digunakan adalah alat asesmen kompetensi numerasi siswa yang ada di PMM

Jelang penghujung pertemuan, Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden bidang Inovasi, Pendidikan, dan Daerah Terluar yang saat itu tengah melakukan kunjungan kerja di provinsi NTB tiba-tiba hadir menyambangi para peserta. Kehadiran stafsus presiden itu membawa nilai lebih pada pertemuan tersebut dan membuat peserta menjadi lebih bersemangat.

Pada para peserta, Billy menyampaikan bahwa kehadirannya ini adalah bagian dari upaya menangkap aspirasi dan kebutuhan dari bawah untuk bisa dibawa sebagai rekomendasi langsung ke Presiden.  Ini adalah kedatangan Billy ke NTB dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Billy mengungkapkan bahwa kedatangan sebelumnya telah menghasilkan rekomendasi pada presiden yang kemudian ditindaklanjuti.

“Sesudah diundang INOVASI Juni lalu di Lombok untuk acara Bappenas, sy menghadap presiden dan kemudian presiden memanggil mas menteri untuk diminta fokus pada RPJP termasuk target literasi dan numerasi. Jadi blusukan saya langsung sampai ke presiden, termasuk blusukan kali ini di Lombok Timur”, ungkap Billy.

I really appreciate INOVASI inviting me, it’s an obligation for me to come, you guys need to channel your outputs. Touching the influential people is more effective than touching the institution because when the institution changes, the people change but the influential people are always there”, tambahnya lagi.