Ditulis oleh: Fadhila Trifani

Hari Pendidikan Nasional di Indonesia bukan sekadar momen untuk merayakan kemajuan dalam kebijakan pendidikan, tetapi juga untuk menghormati para pahlawan pendidikan di garis depan – para guru, kepala sekolah, dan pejabat dinas pendidikan daerah – yang dengan sepenuh hati memastikan setiap anak memiliki hak atas pendidikan yang bermutu. Hari ini, teknologi memainkan peran penting dalam meruntuhkan batas-batas di kepulauan Indonesia yang luas, memberdayakan para pendidik, dan membuka jalan bagi pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyeluruh. Dipandu oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, visi Indonesia menuju pembelajaran mendalam mulai terbentuk – sebuah model yang mendorong siswa untuk memahami tujuan belajar mereka, melihat relevansi dari apa yang dipelajari, dan menikmati prosesnya setiap hari.

Jembatan atas Batasan Geografis

Di daerah terpencil dengan keterbatasan sumber daya pembelajaran, teknologi digital menjadi jembatan yang menghubungkan sekolah-sekolah terisolasi dengan dunia pengetahuan. Contohnya adalah Siti, seorang guru berdedikasi di Nusa Tenggara Barat, yang dengan bangga berkata, “Teknologi bukan kemewahan; ini adalah jembatan menuju kebebasan kami.”

Berkat platform digital yang didukung oleh program kemitraan Australia-Indonesia di bidang pendidikan dasar, INOVASI, Siti kini dapat mengakses pelatihan daring dan materi belajar interaktif – memungkinkannya merancang pembelajaran yang personal dan membuat wajah murid-muridnya bersinar setiap hari. Dampak nyata ini menunjukkan bagaimana teknologi membantu para guru melampaui keterbatasan geografis dan menghadirkan pembelajaran yang adaptif dan inovatif.

Memberdayakan Pembelajaran Inklusif melalui PBS untuk Anak dengan Disabilitas

Di banyak ruang kelas Indonesia, para guru menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan belajar yang beragam – terutama bagi siswa dengan disabilitas – karena keterbatasan pendekatan penilaian yang seragam. Tanpa pemahaman yang jelas, guru kesulitan mengidentifikasi kebutuhan fungsional unik tiap siswa, sehingga intervensi dini sering terlewatkan.

Untuk menjawab tantangan ini, Profil Belajar Siswa (PBS) hadir sebagai alat penilaian yang mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kebutuhannya, sekaligus mengarahkan guru pada strategi pembelajaran yang disesuaikan. PBS tidak hanya mengungkap tantangan tiap siswa, tapi juga menyediakan landasan data yang kuat bagi sekolah dan pembuat kebijakan untuk merancang intervensi yang adil dan efektif.

INOVASI mendukung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam implementasi PBS agar berjalan optimal, sekaligus membantu guru memahami pentingnya menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan individu.

“Ada kebanggaan tersendiri saat tahu bahwa kelas saya adalah tempat di mana teknologi bertemu dengan hati. Setiap pelajaran digital mendekatkan kami dan menciptakan peluang belajar yang tepat untuk anak-anak,” kata Rina, guru berdedikasi dan alumni pelatihan PBS dari Nusa Tenggara Barat.

Supervisi Digital: MAGIS dan Jembatan atas Kesenjangan Supervisi

Dengan jumlah tenaga pengawas yang terbatas, tantangan supervisi di madrasah sangat besar – dulu, satu pengawas bisa mengawasi hingga 90 sekolah. Melalui pemanfaatan teknologi, program inovatif Madrasah Digital Supervision (MAGIS) dikembangkan untuk menjawab tantangan tersebut.

MAGIS memberdayakan guru untuk merefleksikan praktik pengajaran mereka secara mandiri, mengidentifikasi keberhasilan dan area yang perlu diperbaiki, lalu membagikannya langsung kepada kepala sekolah dan pejabat di tingkat kabupaten.

“Dengan MAGIS, saya tidak merasa sendirian; refleksi saya didengar hingga ke Kementerian,” ujar Farid, guru madrasah dari Jawa Timur. Siklus umpan balik digital ini menciptakan perbaikan berkelanjutan yang berbasis kebutuhan nyata di lapangan, memperkuat sistem dukungan dari ruang kelas hingga ke forum kebijakan nasional.

Mendorong Pembelajaran Mendalam lewat Teknologi

Paradigma baru pembelajaran – pembelajaran mendalam – adalah tentang mengaktifkan pikiran, hati, emosi, dan tubuh dalam pengalaman belajar yang menyeluruh.

“Perubahan ke arah pembelajaran mendalam membuat pembelajaran tidak hanya informatif, tapi juga transformatif. Siswa tahu mengapa mereka belajar, melihat penerapannya dalam kehidupan nyata, dan merasa antusias datang ke sekolah setiap hari,” ujar Chusnul Chotimah, pengawas sekolah di Probolinggo, Jawa Timur.

Pendekatan ini didukung oleh teknologi. Instrumen seperti PBS dan MAGIS membantu guru dalam mengadaptasikan petunjuk secara langsung, lebih memaknai perkembangan yang diikuti, dan memastikan setiap siswa – terutama mereka dengan kebutuhan tambahan – tetap menjadi  pusat dari proses pembelajaran..

Di Hari Pendidikan Nasional ini, kita merayakan semangat semua pihak yang memperjuangkan hak pendidikan untuk setiap anak. Para pahlawan pendidikan sehari-hari – para guru, kepala sekolah, dan pejabat pendidikan daerah – yang hadir di ruang kelas setiap hari, membawa alat digital baru, dan siap beradaptasi demi menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik untuk semua.