Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai pengrajin furniture banyak limbah kayu sisa pembuatan furniture yang tidak terpakai lagi. Limbah kayu inilah yang digunakan oleh Indra Iswati, guru SDN Susukanrejo III Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan, sebagai media belajar siswa kelas awal di SDN Susukanrejo III.

Indra yang rutin mengikuti KKG di gugusnya mengungkapkan, ide ini tercetus setelah mengikuti KKG di mana materi yang dibahas tentang literasi di kelas awal. Media dari limbah kayu yang dibentuk seperti jendela ini bernama ‘Pancaliga’ merupakan singkatan dari Papan Baca Kalimat Bergambar.

“Ide membuat media ini sebenarnya saya mengalami masalah yang klasik setiap tahun ketika menghadapi siswa kelas awal, yakni membaca dan merangkai kata. Setelah mengikuti KKG dan mendapatkan materi terkait literasi, tercetuslah ide membuat media Pancaliga ini,” terangnya.

Pancaliga terbuat dari papan kayu limbah furniture yang dibuat dengan 6 jendela. Setiap jendela dapat diisi dengan kata-kata dan gambar yang diinginkan. Tujuan pembuatan Pancaliga ini agar guru lebih mudah mengenalkan huruf, suku kata, kata, dan menyusun kalimat. Dalam penggunaan Pancaliga, Indra juga menggunakan gambar-gambar pendukung di awal untuk memancing siswa memilih kata yang tepat.

Cara penggunaannya sangatlah mudah. Guru mempersiapkan dulu kartu-kartu gambar dan kata yang sesuai dengan gambar. “Saya biasa mengawali penggunaan Pancaliga ini dengan memasang gambar terlebih dahulu untuk memancing keingintahuan siswa,” terangnya.

Misalnya saja untuk pembelajaran kelas 2, Indra mempersiapkan gambar seorang perempuan, kemudian anak yang sedang membaca, dan tumpukan koran. Selanjutnya Indra memasang gambar tersebut di Pancaliga dan meminta siswa menebak kata yang tepat dalam gambar tersebut. Anak kemudian diminta kedepan satu persatu untuk memilih kata yang tepat dan memasukkan dalam jendela Pancaliga.

Media pembelajaran ini juga bisa disesuaikan dengan tingkatan kelas. Misalnya untuk kelas 1, maka guru bisa membuat kartu huruf atau suku kata. Sehingga permainannya adalah menyusun huruf menjadi kata, atau suku kata menjadi kata.

Menurut Indra media ini sangat efektif dan lebih memudahkan guru untuk mengenalkan huruf dan mengajarkan suku kata, kata, dan kalimat pada siswa kelas awal. “Kuncinya yang terpenting guru harus selalu kreatif dan mencari tantangan-tantangan kata dan kalimat melalui gambar-gambar yang akan dipasang sehingga siswa tertarik untuk menebak dan mencari huruf, suku kata, dan kata,” ungkap Indra berbagi tips.