Saat ini saya masih dipercaya sebagai guru kelas awal. Kelas super heboh saya saat ini adalah 2B dengan jumlah siswa 35 siswa (19 laki-laki dan 14 perempuan). Sebagian besar dari siswa kelas awal memiliki kemampuan berkomunikasi yang masih kurang. Jika ada pertanyaan lisan hanya beberapa siswa saja yang berani untuk menjawab, itupun dengan jawaban yang masih malu-malu karena takut salah.

Siswa yang lain cenderung diam dan jika ditunjuk oleh guru maka akan menggelengkan kepala dan menjawab tidak tahu. Begitu pula jika siswa saya ajak membuka buku tema, siswa sering terlihat tidak antusias membuka halaman yang saya tugaskan, seperti merasakan beban yang akan mereka kerjakan lagi dengan membuka buku. Dari berbagai kondisi yang saya lihat dan rasakan serta dari kemampuan dan karakter siswa yang muncul saat ini, lalu bagaimana saya dapat memberikan pelajaran yang bermakna agar mereka antusias, tidak bosan? Selain itu juga berani serta mau aktif menjawab setiap pertanyaan yang saya lisankan atau tugas apapun yang saya berikan. Utamanya di saat saya akan memberikan materi pelajaran bagaimana mengenal dan memahami tentang kalimat ajakan di tema 1.

Materi pelajaran tentang mengenal dan memahami kalimat ajakan sebenarnya mudah, karena apa sulitnya untuk kita berkata ‘Ayo’ tetapi untuk anak-anak ternyata sangat sulit untuk diutarakan, diungkapkan secara lisan atau dituliskan, apalagi dengan menggunakan tanda seru (!). Pertanyaan yang sering muncul adalah :

Bu, kalimat ajakan itu yang bagaimana?

Bu, kenapa harus pakai tanda seru?

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut dapat membuat kita merasa kesulitan menjawab, jika kita tidak siap dan jika kita tidak punya jawaban yang jelas untuk kita sampaikan kepada siswa. Penggunaan tanda seru pada kalimat ajakan diperlukan karena adanya penekanan dalam nada penyampaiannya. Bagaimana saya bisa membuat siswa dapat mengutarakan, mengungkapkan serta membuat sebuah kalimat ajakan dengan tepat, dengan melihat kondisi siswa yang demikian.

 

Saya kemudian memiliki ide membuat media ‘Cargamte’ (Card Gambar Tema) sebagai salah satu cara untuk membuat siswa lebih mengerti kalimat ajakan seperti apa dan mengenal tanda seru. Penggunaan media yang sudah saya buat berdasarkan kebutuhan dari siswa-siswa ini terdiri dari beberapa kartu gambar yang saya sesuaikan dengan tema, yaitu gambar-gambar sesuai Tematik untuk Kelas 2 yaitu: Tema 1 Hidup Rukun, Tema 2 Bermain Di Lingkunganku, Tema 3 Tugasku Sehari-hari, Tema 4 Lingkunganku Bersih dan Sehat.

 

Setiap Cargamte tersebut berukuran kartu 12 cm x 8 cm. Yang membuat Cargamte ini menarik adalah kartu ini disetiap permukaannya dapat digunakan sebagai media belajar satu permukaan berisi gambar dan baliknya berisi cerita sederhana yang sesuai dengan gambar yang ada di baliknya. Adanya cerita sederhana dalam Cargamte saya maksudkan untuk mempermudah dalam pembelajaran kepada siswa yang reguler maupun siswa yang berkebutuhan khusus. Media lain yang saya gunakan untuk mendukung Cargamte adalah penggunaan Papan Ajaib. Masing-masing siswa telah memiliki papan ajaib berukuran A4 yang dapat digunakan untuk menuliskan apa yang nantinya akan diamati. Cargamte materi Tema 1 yang terdiri dari beberapa kartu yaitu :

Bermain ayunan bersama
Makan bersama keluarga
Membaca bersama ibu
Kerja bakti
Menjenguk teman sakit
Bermain bersama kakak
Kerja kelompok
Bermain tradisional “Krupukan”
Memasak bersama ibu
Bertemu dengan teman dijalan
Berbagi makanan
Menyapa teman

Dalam proses pembelajaran siswa terbagi dalam 8 kelompok besar yang terdiri dari 4-5 siswa. Saya secara acak membagikan kepada setiap kelompok 2 Cargamte kemudian para siswa mengamati dan melakukan tanya jawab dalam kelompok tentang gambar yang dilihat. Saya memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk menceritakan apa yang dilihat secara bergantian. Setelah itu perwakilan kelompok bergantian menukar kartu gambar dengan kelompok yang lain dan kembali menceritakan apa yang dilihat. Kemudian anak-anak saya arahkan untuk membalik Cargamte tersebut agar semua siswa dapat membaca cerita sederhana yang ada.

Dari proses tanya jawab sampai dengan membaca cerita sederhana dengan Cargamte kemudian siswa saya ajak untuk mengamati buku paket tematik dimana disana terdapat percakapan sederhana yang menunjukkan beberapa kalimat ajakan. Semua siswa membaca bersama-sama percakapan sederhana tersebut dan sesuai dengan Cargamte yang ada pada siswa, saya memberi tugas membuat kalimat ajakan yang sesuai dengan Cargamte yang sudah ada di masing-masing kelompok.

Siswa saya minta menuliskan kalimat ajakan tersebut dalam papan ajaib. Siswa sangat senang menuliskan dalam papan ajaib. Khusus untuk siswa ABK mereka lebih semangat dalam belajar menuliskan kata dengan bantuan teman dan pendampingan dari guru. Saya juga lebih cepat menganalisis kemampuan secara umum siswa dalam setiap materi yang disampaikan oleh guru. Dalam kelompok belajar tersebut terjadi percakapan sederhana secara langsung dan dengan berpasangan dalam kelompok terjadi kerja sama yang baik dengan saling bertukar Cargamte.

Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan Cargamte dan penggunaan papan ajaib, hasilnya siswa lebih mudah memahami kalimat ajakan dan antusias dalam menuliskan kalimat ajakan. Kartu Cargamte juga bisa digunakan untuk mengenalkan tanda baca pada anak, dimana sesuai tanda bacanya, anak diminta satu persatu membacakan cerita di kartu dan intonasi tanda baca yang tertera di kartu. Cara ini cukup efektif karena anak secara langsung belajar tanda baca sekaligus membunyikan kalimat sesuai dengan tanda bacanya.