Di tengah gemuruh pembangunan Ibu Kota Nusantara di Sepaku, ada kisah inspiratif dari ruang kelas sederhana SDN 016 Sepaku.

Indriyani Khoirum Nisa, akrab disapa Bu Indri, guru kelas IV, menyalakan semangat baru bagi murid-muridnya. Bukan dengan bangunan megah atau teknologi canggih, melainkan melalui langkah sederhana:  menumbuhkan minat baca dan menciptakan ruang belajar yang bermakna.

Dari Keresahan Jadi Inovasi

Setiap awal tahun ajaran baru, Ibu Indri mendapati banyak murid kelas IV masih kesulitan membaca suku kata. Perubahan mulai terlihat pada September 2024, ketika ia diperkenalkan dengan asesmen formatif literasi. Melalui asesmen ini, Ibu Indri dapat melihat kemampuan tiap murid—bukan hanya tahu siapa yang belum lancar membaca, tetapi juga memahami kebutuhan spesifik mereka. Dari situlah ia mulai menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, menyesuaikan strategi mengajar dengan kebutuhan masing-masing anak.

Melalui pelatihan Program INOVASI dan asesmen literasi formatif, kini murid-murid mampu menyusun kalimat dan menulis laporan singkat.

Hadirnya Pojok Baca, Gotong Royong Bersama Orang Tua

Inovasi yang paling terasa adalah pojok baca kelas yang nyaman dan penuh warna, terwujud berkat gotong royong orang tua. Kegiatan ini mengubah jam istirahat menjadi waktu membaca yang menyenangkan, sekaligus mempererat kolaborasi antara guru dan orang tua.

Inovasi ini bermula dari pertemuan Kelompok Kerja Guru  (KKG) yang memperkenalkan konsep growth mindset. Konsep ini memotivasi Ibu Indri dan rekan guru untuk terus mencoba dan berinovasi. Ini mengubah pola pikir dan cara mengajar menjadi lebih inklusif dan efektif.

Hasilnya nyata. Paguyuban orang tua yang sebelumnya pasif berubah menjadi aktif mendukung sekolah.
Bagi Ibu Indri, pelajaran terbesar dari seluruh perjalanan ini adalah keberanian untuk mencoba. “Dalam mengajar, kita tidak perlu takut salah. Yang penting berani dulu. Kalau ada perkembangan, bisa ditingkatkan,” imbuhnya. Kini, kelas Bu Indri bukan sekadar ruang belajar membaca, tetapi ruang tumbuh literasi—tempat anak-anak menemukan bahwa buku adalah jendela dunia. Semua itu bermula dari keberanian seorang guru untuk melangkah.

Dukungan Program INOVASI dan Dampak Nyata

Sejak 2024, Otorita IKN bekerja sama dengan Program INOVASI untuk meningkatkan keterampilan dasar literasi dan numerasi melalui pembelajaran yang inklusif, berpusat pada murid, dan berwawasan lingkungan. Dukungan tersebut membawa hasil nyata. Asesmen literasi oleh INOVASI pada Mei 2025 mencatat peningkatan kemampuan membaca pemahaman dari 52% menjadi 71% di SDN 016 Sepaku.

Kisah Ibu Indri membuktikan bahwa obor literasi  dapat menyala terang melalui langkah kecil——melalui keberanian, kerja sama, dan inovasi.