
Pendidikan adalah hak setiap anak—tanpa kecuali. Namun, bagi banyak anak dengan disabilitas di Indonesia, akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan inklusif masih menjadi perjuangan panjang. Tantangan demi tantangan mereka hadapi, mulai dari jalan menuju sekolah yang tidak ramah disabilitas, minimnya guru pembimbing khusus, keterbatasan alat bantu, hingga stigma sosial yang membatasi ruang mereka untuk belajar dan tumbuh.
Melalui edisi buletin kali ini, kami ingin menyoroti pentingnya membangun sistem pendidikan yang benar-benar berpihak pada anak dengan disabilitas. Seperti yang diangkat dalam kisah Mel dan Jes dari Sumba Barat, bahkan sekadar hadir di ruang kelas pun membutuhkan keberanian luar biasa. Mereka dan banyak anak lainnya membutuhkan dukungan menyeluruh—dari rumah, sekolah, hingga kebijakan publik yang menyentuh kebutuhan riil mereka.
INOVASI percaya bahwa pendidikan berkualitas untuk semua hanya bisa tercapai jika kita memastikan bahwa tak satu pun anak tertinggal, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Pendidikan inklusif bukan sekadar pendekatan—ini adalah prasyarat menuju sistem yang adil, setara, dan relevan bagi semua anak Indonesia.
Diperlukan kolaborasi lintas kementerian, pemerintah daerah, sekolah, komunitas, dan keluarga untuk mewujudkannya. Kita perlu memperkuat peran guru, memanfaatkan instrumen seperti Profil Belajar Siswa (PBS), memperluas pelatihan pendidikan inklusif, serta memastikan bahwa setiap kebijakan benar-benar terimplementasi di lapangan.
Bersama para mitra, kami terus berkomitmen mendorong sistem pendidikan yang lebih adil dan berpihak. Kami percaya bahwa setiap anak, dengan segala keberagamannya, punya potensi besar untuk berkembang—asal sistemnya inklusif dan peluangnya terbuka.
Salah satu mitra INOVASI yang patut diapresiasi adalah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, yang telah menjadi pionir di Indonesia dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pendidikan inklusif. Melalui peluncuran program Jejaring Konseling Online (JEJOO), Bulungan menghadirkan inovasi konseling berbasis AI yang dirancang untuk menjangkau seluruh siswa, termasuk mereka yang berada di wilayah terpencil. Selain itu, program ini juga memberikan rekomendasi alat bantu belajar yang penting bagi siswa penyandang disabilitas. Langkah ini merupakan bagian dari visi strategis pemerintah daerah untuk menciptakan sumber daya manusia unggul melalui pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Semoga edisi ini menginspirasi dan memperluas percakapan tentang inklusi, bukan sebagai pilihan, melainkan sebagai keharusan—agar visi pendidikan berkualitas untuk semua benar-benar menjadi kenyataan.