Universitas Hamzanwadi memfasililitasi Joint monitoring visit (JMV) yang kedua dari pelaksanaan program dukungan untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Literasi dan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Lombok Timur pada Rabu lalu (06/09/2023). Dalam JMV kali ini, Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Dante Rimaglia, ikut turun untuk memantau perkembangan pelaksanaan program di sekolah dan madrasah sasaran. Turut hadir pula sejumlah stakeholder di Lombok Timur yaitu dinas pendidikan, Kemenag, Bappeda, Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN), dan INOVASI.
Ada dua sekolah sasaran program yang dikunjungi pada kesempatan ini yaitu SDN 2 Pancor di kecamatan Selong, dan SDN 2 Labuhan Haji yang berlokasi di kecamatan Labuan Haji. Di kedua sekolah, tim mengamati praktik pembelajaran yang inklusif, terutama akomodasi dan modifikasi untuk siswa dengan kesulitan belajar atau disabilitas.
Di SDN 2 Pancor terdapat siswa dengan kesulitan penglihatan ringan yang pembelajarannya diakomodir dengan memberi kesempatan kepada anak untuk mengunakan meja agak kecil. Meja kecil tersebut ditempatkan di dekat meja guru dan papan tulis. Sementara itu di SDN 2 Labuan Haji, tim menemukan ada beberapa anak yang mengalami kesulitan belajar ringan dan satu anak yang mengalami kesulitan perhatian, perilaku, dan emosi (diduga berada dalam spektrum autisme).
Anak-anak dengan kesulitan belajar ringan seperti motorik, dibantu guru dengan melingkarkan karet gelang pada pensil untuk memudahkan ia memegang pensil. Untuk anak yang mengalami kesulitan berat, sekolah bekerja sama dengan lembaga Balai Tumbuh Kembang yang menyediakan pendamping khusus yang merupakan mahasiswa Universitas Hamzanwadi yang telah dilatih di Pusat Layanan Disabilitas kampus tersebut.
Usai kunjungan sekolah, tim peserta JMV berkumpul di Birrul Walidain untuk melakukan refleksi dan diskusi terkait temuan di sekolah. Ketua Komnas Disabilitas mendapat kesempatan untuk memberi pandangan dan masukan terkait upaya akomodasi dan modifikasi di satuan pendidikan dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami kesulitan.
Secara khusus, Dante Rimaglia juga memberikan perhatiannya pada kolaborasi para stakeholder Lombok Timur dalam pendidikan inklusif yang sudah berjalan selama ini.
“Terima kasih INOVASI yang telah memberikan dampak positif dan menghubungkan Unham dengan stakeholder di Lombok Timur (dinas, kemenag, gerkatin, LIDI, Bappeda, BGP, BPMP, dll). Kami di sekolah merasakan nuansa yang sangat baik. Kami melihat lingkungan sekolah yang inklusif sudah mulai ditata oleh ibu kepala SDN 2 Labuan Haji. Saya double disabilitas, disleksia dan gangguan pendengaran. Saya tiga kali dropout di sekolah formal dan berkali kali droput, bahkan sempat droput ketika S2 dan pasca S3. Saya berharap tidak ada anak yang tidak mendapat kesempatan mendapat pendidikan”, cerita Dante.
Perwakilan dari setiap lembaga mendapat kesempatan menyampaikan pandangan, harapan serta komitmen untuk melanjutkan upaya baik yang tengah berjalan ini. Kaban Bappeda, misalnya, optimis bahwa jika data siswa berkesulitan fungsional, data jumlah guru pendamping khusus, dan data relevan lainnya telah tersedia, maka dana akan dapat dialokasikan serta penanganan yang lebih komprehensif dapat dilakukan bersama OPD terkait.
Di akhir sesi refleksi, Abdul Aziz, manager program IKM Literasi dan Pendidikan Inklusif Unham menyampaikan bahwa program ini telah diimbaskan tidak hanya ke Kecamatan sasaran, namun juga di luar sasaran, dan bahkan di kabupaten lain.
“Program belum selesai tapi sudah banyak yang minta pengimbasan. Kami sudah mulai mengimbaskan tidak hanya di dalam kecamatan sasaran namun juga di luar, bahkan ke Lombok Tengah”, ungkap Abdul Azis.