Wakil Bupati Sumba Barat Daya Jadi Ketua FPPS

Waingapu, 31 Januari 2020 – Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya, Marthen Christian Taka, resmi menjadi Ketua Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS). Penunjukan wakil bupati yang menjabat sejak September 2019 itu dilakukan pada rapat koordinasi FPPS, Jum’at siang (31/01) lalu di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Sumba Timur, Waingapu.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Taka mengapresiasi dua wakil bupati yang telah mempimpin FPPS periode sebelumnya, Wakil Bupati Sumba Barat – Marthen Ngailu Toni untuk periode 2016-2017, dan Wakil Bupati Sumba Timur – Umbu Lili Pekuwali untuk periode 2018-2019. “Saya berterima kasih kepada Wakil Bupati Sumba Barat dan Sumba Timur yang telah meletakkan dasar yang kuat terkait peningkatan literasi, numerasi dan inklusi di keempat kabupaten se-Sumba,” kata Taka.

Ia pun menyatakan komitmennya untuk mengemban tugas sebagai Ketua FPPS yang baru hingga dua tahun ke depan. “Sebagai ketua yang baru, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar apa yang menjadi program kita (FPPS) bisa terwujud dalam dua tahun (kepengurusan). Tentu, ini hanya bisa terwujud jika kita memiliki komitmen yang sama,” lanjut Taka.

Rapat koordinasi kali ini dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya, serta kepala dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Dinas Sosial dan Dinas Perpustakaan dari keempat kabupaten sedaratan Sumba. Hadir pula pimpinan beberapa perusahaan yang berbasis di Waingapu, perwakilan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta Tim INOVASI.

Berdasarkan pemaparan Umbu Lili Pekuwali selaku Ketua FPPS periode sebelumnya, FPPS telah berhasil melaksanakan empat dari enam rekomendasi yang diamanahkan saat acara serah terima Ketua FPPS 2018 di Sumba Barat. Keempat rekomendasi tersebut adalah:

  1. Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik
  2. Menjamin kualitas kepemimpinan satuan pendidikan
  3. Manajemen guru terintegrasi
  4. Integrasi layanan Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan kelas rendah Sekolah Dasar (SD)

Dua rekomendasi lainnya yang belum terealisasi yaitu evaluasi berbasis hasil belajar siswa dan peningkatan peran pengawas. Sepanjang periode 2018-2019, FPPS mengadakan sejumlah pertemuan untuk membahas bagaimana memperluas jangkauan program yang didukung oleh FPPS seperti Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).

Pada 24 Mei 2019, FPPS mengadakan rapat pembahasan kesiapan forum untuk menerapkan hasil rintisan program INOVASI yang menghasilkan langkah konkrit masing-masing kabupaten dalam mereplikasi program-program INOVASI. Pada 8 Agustus 2019, FPPS mengadakan lokakarya pelembagaan hasil rintisan program INOVASI yang dilakukan oleh mitra. Lokakarya ini juga memberikan rincian biaya satuan yang diperlukan untuk penyelenggaraan program-program mitra INOVASI.

Umbu Lili Pekuwali menambahkan bahwa FPPS mendorong pelembagaan hasil rintisan INOVASI karena melihat dampak yang telah dihasilkan. “Peningkatan kapasitas mengajar guru melalui pelatihan berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG) telah mendatangkan dampak positif bagi sekolah. Kelas-kelas sudah menjadi kelas literat, minat baca siswa meningkat dan yang paling penting adalah kemampuan membaca siswa juga meningkat,” lanjut Wakil Bupati Sumba Timur ini.

Salah satu kebijakan yang didorong oleh FPPS untuk mendukung hasil program ini adalah meminta agar guru yang kelas rendah yang telah mendapatkan pendampingan INOVASI tidak dipindahkan ke kelas tinggi untuk memastikan keberlanjutan program. Selain itu, FPPS juga mendorong pengalokasian dana APBD untuk replikasi program INOVASI. Hingga akhir 2019, total anggaran replikasi program INOVASI melalui APBD keempat kabupaten mencapai 11 miliar rupiah.

Perwakilan Bank NTT di Sumba Timur yang hadir pada kesempatan itu menyampaikan bahwa pihaknya telah menganggarkan 50 juta rupiah untuk pengadaan buku penunjang literasi dan 10 juta rupiah untuk mendukung keberlanjutan FPPS.

Pada sesi diskusi, Wakil Bupati Sumba Timur menegaskan bahwa program-program yang telah dijalankan oleh INOVASI harus dilanjutkan meski INOVASI sudah tidak bekerja di Sumba. “Program INOVASI harus diteruskan meski INOVASI sendiri sudah tidak ada di Sumba. Yang perlu diperhatikan adalah masalah pembiayaannya. Tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan sekolah dan sinkronisasikan dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Sementara itu, Manajer Program INOVASI NTT, Hironimus Sugi menekankan perlunya monitoring untuk memastikan keberlanjutan program dan agar dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak di Sumba tetap dipertahankan.

* * *

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Komunikasi INOVASI atau kunjungi website, facebook, dan Youtube INOVASI melalui: website www.inovasi.or.id, facebook Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia, dan youtube INOVASI Pendidikan.

Naskar F. HansamNTT Communications Officer, INOVASIE: Naskar.Hansam@thepalladiumgroup.comM: +62 811 9620 6366

Tentang Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS)

FPPS dibentuk pada Juni 2016 dan beranggotakan wakil bupati, kepala bappeda, dan kepala dinas pendidikan dari keempat kabupaten di Sumba. Forum ini diketuai oleh wakil bupati dari salah satu kabupaten dengan periode bertugas selama dua tahun. Pada awal berdirinya, FPPS diketuai oleh Wakil Bupati Sumba Barat. Kepemimpinan FPPS kemudian diserahkan kepada Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali untuk periode 2018-2019.

Forum ini bertujuan untuk mengembangkan kebijakan dan implementasi yang lebih baik guna meningkatkan hasil pembelajaran siswa jenjang sekolah dasar (SD/MI). Tujuan ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa tingkat literasi khususnya pada siswa kelas rendah masih rendah.

Studi Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) pada 2016 menemukan sejumlah permasalahan. Salah satunya adalah sebanyak 30 persen siswa kelas dua yang disurvei masih kesulitan membaca. Fakta ini sejalan dengan temuan lainnya yaitu ketersediaan guru dan keterampilan mengajar yang masih rendah.

FPPS lalu menyuarakan permasalahan tersebut kepada Pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah pusat. Upaya tersebut berhasil membawa program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) ke pulau Sumba yang diimplementasikan sejak akhir 2017 hingga akhir 2019. Dalam pelaksanaan program INOVASI, FPPS mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan hasil belajar siswa yang sesuai dengan konteks Sumba.

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.