Untuk memastikan keberlanjutan praktik-praktik baik tersebut, tentu perlu upaya dan kolaborasi dari sekolah dengan pemangku kepentingan yang ada di masing-masing daerah. Oleh karena itu, Salomi Wati, Plh. Kepala Sekolah SD Negeri Wera di Sumba Timur mendorong terbangunnya kerja sama antar sekolah dengan beberapa perusahaan yang beroperasi di Sumba Timur. Hal ini dilakukan melalui perantara anggota komite sekolah, yang juga merupakan bagian dari perusahan-perusahaan itu.

“Saya melihat dampak program INOVASI ini baik sekali bagi anak-anak kami. Karena INOVASI sudah mau berakhir, saya lalu berpikir bagaimana agar kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan bisa terus dilanjutkan,” kata Salomi di satu waktu di awal 2020.

Dukungan dari para donatur termasuk perusahaan yang bergerak di sektor pertanian dan industri perhotelan digunakan untuk membangun sebuah rumah baca di dalam sekolah. Ide tersebut terlintas dalam benak Salomi setelah melihat sebuah pos di Facebook tentang rumah baca. Ia kemudian mengajak komite sekolah untuk rapat dan membahas usulan tersebut. Komite sekolah tentu menyambut baik usulan tersebut.

Pengelolaan rumah baca tersebut diserahkan ke sekolah tapi dapat diakses oleh masyarakat sekitar yang ingin memanfaatkan fasilitas tersebut. Kepala desa setempat juga menyambut baik ide pembangunan rumah baca ini. Terlebih saat mengetahui rumah baca tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.

Desa Kadumbul, di mana SD Negeri Wera berada, sebenarnya sudah memiliki sejumlah koleksi buku namun belum dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan ruang di kantor desa. Buku-buku dari desa tersebut kemudian dipilah yang sesuai untuk jenjang pendidikan dasar untuk digunakan di rumah baca.

Rumah baca itu berupa bangunan sederhana beratapkan alang-alang dengan tiang kayu. Anak-anak duduk di atas lantai semen dengan beralaskan plastik permainan ular tangga raksasa. Kini, rumah baca tersebut ramai dikunjungi oleh siswa. Penggunaan rumah baca tersebut dimaksimalkan dengan kebijakan #SabtuMembaca yang dikeluarkan oleh sekolah. Setiap Sabtu, siswa dari kelas 1 sampai 6 bersama-sama membaca di rumah baca atau di tempat-tempat lain yang nyaman di luar kelas. Kegiatan ini dilakukan pada jam keempat atau kelima dan berlangsung selama 2×35 menit.

Pada saat membaca, masing-masing guru mendampingi siswanya. Guru-guru kelas awal menerapkan metode-metode yang mereka pelajari selama pelatihan dan pendampingan bersama INOVASI. Mereka menggunakan buku-buku berjenjang yang telah disediakan oleh INOVASI – selain buku-buku yang telah dipilah dari desa. Pengelompokkan berdasarkan kemampuan membaca di kelas juga diterapkan pada saat #SabtuMembaca.

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru-guru di kelas dan kehadiran rumah baca itu telah mendorong peningkatan minat baca siswa secara siginifikan. “Anak-anak yang tadinya malas membaca jadi semangat membaca,” kata Salomi.

Terhadap guru, INOVASI telah meningkatkan kapasitas pengajaran mereka khususnya dalam pembelajaran literasi di kelas awal. Guru-guru semakin kreatif untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran. Tidak lagi klaslikal, metode pembelajaran guru sudah bergeser ke metode yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

“Program INOVASI membantu kami – guru dan siswa – dengan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat sehingga memudahkan anak menerima materi pelajaran dan memahami isi bacaan. Setelah memahami bacaan, mereka lebih mudah menerima pelajaran lainnya,” pungkas sarjana pendidikan SD yang menjadi guru selama lebih dari 20 tahun ini.