
Jayapura, yang terletak di Papua, terdiri dari pegunungan, sungai, danau, dan lembah yang indah, salah satunya Lembah Grime. Lembah ini merupakan hutan adat dengan beragam flora dan fauna. Masyarakat setempat pun menerapkan ajaran nenek moyang temung tey temung frip, yang artinya “ambil secukupnya untuk hari ini, lainnya tinggalkan untuk esok.” Namun, sebagian warga dan pihak luar tidak mematuhi ajaran itu. Mereka menebang pohon sembarangan dan membuka lahan untuk perkebunan sawit, juga memburu cenderawasih untuk diawetkan dan dijual. Bagaimana nasib Lembah Grime? Apakah ajaran temung tey temung frip benar-benar dilupakan?
Anda dapat menemukan jawabannya di buku Temung Tey Temung Frip. Buku ini merupakan buku non-teks penunjang Pendidikan Perubahan Iklim, hasil kolaborasi Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI) dan INOVASI.
Baca seluruh cerita tersebut pada link berikut ini:
Selamat membaca!