Masyarakat Madura, Jawa Timur bercocok tanam sepanjang tahun. Saat musim hujan (Oktober-Maret), mereka menanam padi dan kedelai yang membutuhkan banyak air. Saat musim kemarau (April-September), mereka beralih menanam jagung, singkong, dan tembakau yang tahan panas. Namun, perubahan iklim membuat pergantian musim tidak teratur. Musim kemarau kadang datang pada Februari, kadang berlangsung hingga Oktober. Akibatnya, masyarakat tidak bisa bercocok tanam seperti biasanya. Apa yang selanjutnya terjadi pada hasil tanam di Madura? Mampukah masyarakat mengatasi kekeringan ini?

Anda dapat menemukan jawabannya di buku Tanah Kerontang di Madura. Buku ini merupakan buku non-teks penunjang Pendidikan Perubahan Iklim, hasil kolaborasi Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI) dan INOVASI.

Baca seluruh cerita tersebut pada link berikut ini:

Tanah Kerontang di Madura

Selamat membaca!