Di Sumba Timur, terdapat satu kecamatan bernama Haharu. Iklimnya sabana tropis dengan curah hujan rendah dan tidak merata. Sumber airnya terletak beberapa kilometer dari rumah warga. Jadi, saat musim kemarau, masyarakat kesulitan mengakses air bersih. Perubahan iklim kemudian memperburuk situasi tersebut: jumlah hari hujan hanya 30 hari sepanjang tahun, tanah gersang dan tidak bisa digunakan berladang, serta debit air bersih terus berkurang. Bagaimana masyarakat Haharu menghadapi krisis air ini?

Baca seluruh cerita tersebut pada link berikut ini:

Air Sahabat Manusia

Selamat membaca!